Puisi: Sajak Sepasang Sendok dan Garpu (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Sajak Sepasang Sendok dan Garpu" karya Yudhistira A.N.M. Massardi mengangkat tema tentang ketidakefisienan dalam sebuah perjamuan makan yang ..
Sajak Sepasang Sendok dan Garpu

    Siang hari
    Bahkan dongeng baru sudah terucap
di sebuah perjamuan makan. Sepotong daging
dan sepiring nasi yang basi
tak disentuh siapa-siapa

    "Bukan rasanya yang tidak kena, tapi para pelayan yang semakin lalai. Ini bisa dibayangkan: makan siang yang basi sudah dipesan. Satu meja. Dan kita sudah lama bersiap. Terus bersiap. Dan tak seorang pun bisa memulai tanpa sendok dan garpu. Entah siapa yang tak beres dalam hal ini. Kita semua pulang dengan lapar utuh".

    Malam hari
    Dengan lapar yang baru saja diucap
dalam sebuah pertemuan, sepotong daging
dan sepiring nasi yang basi
tak disentuh siapa-siapa. Dengan sebab yang sama

    "Agaknya peradaban sudah demikian saja, sehingga para pelayan tidak lagi membawakan sendok dan garpu bagi tamunya. Padahal sepotong daging dan sepiring nasi yang basi boleh saja kita pesan dengan merdeka. Dan kita tidak perlu mengotorkan kedua tangan dengan sengaja. Dalam kelaparan yang tidak beres semacam ini".

    Sementara, sendok dan garpu
tak disentuh siapa-siapa.

Jakarta, Oktober 1974

Sumber: Horison (September, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Sepasang Sendok dan Garpu" karya Yudhistira A.N.M. Massardi mengangkat tema tentang ketidakefisienan dalam sebuah perjamuan makan yang menggambarkan keadaan masyarakat modern yang terjebak dalam keadaan yang tidak produktif.

Gambaran Perjamuan Makan

Puisi ini dibagi menjadi dua bagian, siang hari dan malam hari, yang menggambarkan situasi yang hampir identik. Pada kedua bagian tersebut, sepotong daging dan sepiring nasi yang basi dipesan tetapi tidak disentuh oleh siapa pun. Gambaran ini menciptakan atmosfer yang stagnan dan melambangkan kekosongan atau kegagalan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.

Kritik terhadap Kegagalan Sistem

Penyair dengan jelas mengkritik ketidakefisienan atau kegagalan sistem dalam menyajikan layanan kepada tamu. Dalam puisi ini, pelayan yang semakin lalai dalam tugas mereka menjadi simbol dari ketidakmampuan atau keengganan sistem dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Hal ini tercermin dalam ungkapan, "Agaknya peradaban sudah demikian saja, sehingga para pelayan tidak lagi membawakan sendok dan garpu bagi tamunya."

Makna Simbolis Sendok dan Garpu

Sendok dan garpu dalam puisi ini tidak hanya menjadi alat untuk makan, tetapi juga simbol dari keharusan atau standar yang tidak terpenuhi dalam masyarakat atau institusi. Kegagalan dalam menyediakan sendok dan garpu melambangkan kegagalan dalam memenuhi harapan atau kebutuhan dasar.

Kritik terhadap Pemborosan dan Ketidakefisienan

Puisi ini juga bisa diartikan sebagai kritik terhadap pemborosan atau ketidakefisienan dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam sistem pelayanan publik maupun dalam pengelolaan sumber daya secara umum. Ketidakmampuan untuk memulai makan tanpa sendok dan garpu menyoroti ketidakmampuan dalam mengambil tindakan atau kegagalan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada.

Pemikiran Filosofis

Akhir puisi yang mengulang pernyataan bahwa sendok dan garpu "tak disentuh siapa-siapa" mengundang pembaca untuk merenungkan makna lebih dalam tentang kekosongan atau kegagalan dalam kehidupan modern. Hal ini mendorong pemikiran filosofis tentang pentingnya tindakan atau perubahan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan atau masalah yang ada.

Puisi "Sajak Sepasang Sendok dan Garpu" tidak hanya sebuah gambaran tentang sebuah perjamuan makan yang gagal, tetapi juga sebuah kritik terhadap ketidakefisienan sistem dan pemborosan dalam masyarakat modern. Dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, Yudhistira A.N.M. Massardi mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari kegagalan memanfaatkan sumber daya secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Sajak Sepasang Sendok dan Garpu
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi:
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.