Puisi: Rasa Sedih (Karya Yudhistira A.N.M. Massardi)

Puisi "Rasa Sedih" menggambarkan suasana kemacetan dan stagnasi dalam kehidupan perkotaan.
Rasa Sedih


Stop Bis
Stop Pinggir
Stop Kontak
Stop Stop
Sungguh banyak stop di sekitar kita
Kemacetan jadi biasa
Tak ada yang bergerak, tak ada yang berbicara
Sedang yang galak, ngomongnya cuma: stop!
Semua distop.

Sumber: Horison (Oktober, 1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Rasa Sedih" karya Yudhistira A.N.M. Massardi adalah sebuah penggambaran yang cukup singkat namun kuat tentang suasana kemacetan dan hiruk-pikuk kehidupan perkotaan yang membuat rasa sedih. Dalam puisi ini, penulis menggunakan pengulangan kata "stop" untuk menggambarkan suasana stagnasi, kebingungan, dan ketidakpastian yang mungkin dirasakan oleh individu dalam situasi kemacetan.

Gambaran Kemacetan: Puisi ini memulai dengan sejumlah kata yang mengandung kata "stop," seperti "Stop Bis," "Stop Pinggir," dan seterusnya. Pengulangan ini menciptakan gambaran tentang betapa banyaknya "stop" atau henti yang terjadi dalam situasi kemacetan perkotaan. Hal ini juga mencerminkan bagaimana kehidupan kota sering kali menjadi lambat dan terhenti akibat lalu lintas yang macet.

Stagnasi dan Ketidakpastian: Penggunaan kata "stop" secara berulang-ulang menciptakan kesan stagnasi dan ketidakpastian. Tidak hanya lalu lintas yang terhenti, tetapi juga kehidupan sehari-hari para penduduk yang terpengaruh oleh kemacetan. Stagnasi ini mencerminkan suasana yang tidak bergerak, yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan frustrasi.

Kehidupan Perkotaan: Puisi ini menggambarkan kehidupan perkotaan yang sering kali penuh dengan hiruk-pikuk dan kebisingan. Meskipun ada banyak "stop," tidak ada yang bergerak atau berbicara. Penyebutan "Semua distop" menggambarkan suasana yang hening dan terhenti, tetapi juga menciptakan kesan isolasi dan kesunyian.

Rasa Sedih dan Kritik Sosial: Judul puisi "Rasa Sedih" mencerminkan perasaan yang mungkin muncul dari suasana stagnasi dan kemacetan ini. Puisi ini dapat diartikan sebagai kritik sosial terhadap kemacetan perkotaan, yang dapat menghasilkan perasaan sedih dan frustrasi bagi individu yang terjebak di dalamnya.

Puisi "Rasa Sedih" menggambarkan suasana kemacetan dan stagnasi dalam kehidupan perkotaan. Melalui penggunaan pengulangan kata "stop" dan suasana yang diciptakan, penulis menghadirkan suasana yang terhenti dan hening. Puisi ini dapat diartikan sebagai kritik sosial terhadap kehidupan perkotaan yang kadang-kadang dapat menghasilkan perasaan sedih dan frustrasi.

Yudhistira ANM Massardi
Puisi: Rasa Sedih
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi

Biodata Yudhistira A.N.M. Massardi:
  • Yudhistira A.N.M. Massardi (nama lengkap Yudhistira Andi Noegraha Moelyana Massardi) lahir pada tanggal 28 Februari 1954 di Karanganyar, Subang, Jawa Barat.
  • Yudhistira A.N.M. Massardi dikelompokkan sebagai Sastrawan Angkatan 1980-1990-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.