Puisi: Malam Istimewa Itu (Karya Ikranagara)

Puisi: Malam Istimewa Itu Karya: Ikranagara
Malam Istimewa Itu
sebuah futuronarative


Yang berlangsung berkepanjangan di bumi
akhirnya akan tak berlanjut lagi
pada malam itu.

Malam istimewa itu malam sunyi di bumi,
malam ketika bulan purnama raya mengambang sepi di langit
bertaburkan bintang,
dengan lembut cahayanya akan mengoleskan warna emas pada tubuh dua
sejoli,
diam-diam akan merembes masuk ke bawah kulit mereka
tanpa suara akan merambah jejaring syaraf dan kelenjar
menyentakkan biji dan buah hormon gairah pembangkit birahi
mengembalikan firdaus kita kembali ke bumi.

Suara bisikan yang perempuan mendesah berat
akan dipadati gairah: "O, cintaku," mengisi sunyi di bumi.
Dan segera akan disambut oleh yang lelaki: "Cintaku,"
desah bisikannya pun dalam gairah yang sama.

Yang telah berlangsung berkepanjangan di bumi
akhirnya akan tak berlanjut lagi
pada malam itu. Tindak kekerasan, itulah,
yang akhirnya akan tak berlanjut lagi,

kekerasan yang sempat dilampiaskan oleh makhluk bernama manusia
di seantero tempat di bumi, entah itu bernama kekerasan negara
atau pun bukan negara,
dilakukan oleh kelompok yang jelas identitasnya ataupun yang tidak,
dengan menggunakan teknologi pembunuh sesama manusia
berlarut-larut mengisi tahun demi tahun pada milenium baru,
membetot nyawa korban demi korban tanpa pilih bulu, seperti status
sosial,
ideologi, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia dan entah apalah
lagi. Dan
akhirnya makhluk berupa manusia jago perang yang tersisa masih hidup
hanyalah dua orang saja. Maka mereka itu akan

menderita kelelahan yang luar biasa,
ketakutan dan putus asa
tapi akhirnya sampai kepada kesadaran mereka kembali sebagai
manusia,
lalu memutuskan menghentikan semua tindak kekerasan itu,
termasuk menghentikan kebiasaan menggenggam senjata
jenis yang macam apa pun! Maka sejak saat itu

tak ada lagi manusia jago perang
yang resmi bagian dalam struktur negara
maupun yang bukan negara
di bumi kita.

Dan dua orang jago perang itu
akhirnya mengucurkan air mata
dalam pelukan hangat rangkul-merangkul
dalam keintiman dan rasa penyesalan
tapi sekali gus damai
penuh rasa persaudaraan sejagad raya manusia
pada malam itu.

- adakah yang seorang berasal dari pasukan Korawa
  dan seorang lagi dari pasukan Pandawa?
- atau yang seorang dari pendukung Julius Kaisar
  dan seorang lagi dari pendukung Brutus?
- atau yang seorang dari klan Montague
  dan seorang lagi dari Capulet?

Bukankah engkau juga sependapat
mereka sampai jadi akan saling bermusuhan itu
karena hasil cuci-otak yang dilakukan oleh yang punya kekuasaan
misalnya saja orang tua mereka? Artinya,
mungkinkah salah seorangnya dari golongan yang diwariskan oleh
orangtuamu
dan yang satunya lagi dari golongan yang dimusuhi orangtuamu?

Tapi selain dua orang jago perang itu
masih ada dua sejoli
muda usia dan bukan jago perang
mereka ini tak pernah melibatkan diri
ke dalam kecamuk perang global

Dua sejoli masa depan itu berpelukan di bawah sinar bulan purnama
- adakah yang lelaki muda di masa depan itu akan bernama Mohandas?
  dan yang perempuan muda masa depan Kasturbai? 
- atau Romeo dan Juliet masa depan?

Cahaya rembulan terlalu remang-remang
untuk bisa menemukan jawaban. Yang jelas hanyalah
 
kedua orang jagoan perang tadi
terlalu lelah untuk melanjutkan hidup mereka
keduanya menghembuskan nafas terakhir
tergeletak mati di antara mayat-mayat lainnya
pada malam istimewa itu.

Hanya mereka yang gairah-hidupnya bangkit di bawah sihir bulan
purnama raya
tak akan menderita kelelahan luar biasa seperti mereka tadi
dan
akan tetap kuat melanjutkan hidup jenis makhluk yang bernama manusia
di bumi ini.

Sedangkan yang lainnya sudah terkuburkan di bawah tanah,
dengan pakai upacara ataupun tidak,
banyak pula yang masih terkapar mayatnya tak terurus
dikerubungi binatang-binatang lapar,
anjing liar dan srigala, gagak dan elang,
kelelawar penghisap darah dan ulat belatung.

Malam istimewa itu malam sunyi di bumi,
malam ketika bulan purnama raya mengambang sepi di langit
bertaburkan bintang,
dengan lembut cahayanya akan mengoleskan warna emas pada tubuh dua
sejoli,
diam-diam akan merembes masuk ke bawah kulit sehat mereka
tanpa suara akan merambah jejaring syaraf dan kelenjar yang aktif
menyentakkan biji dan buah yang matang hormon gairah pembangkit
birahi,
pertanda adanya harapan akan keberlanjutan hadirnya jenis manusia
di planet bumi ini.

Tanpa saksi tanpa upacara,
malam istimewa itu akan menjelma jadi malam pengantin dua sejoli
bukan jago perang,
mereka isi dengan musik semesta desah nafas alami gairah hidup
sejati.

    "Cintaku," desah suara perempuan berbahagia
     akan kembali terdengar di planet bumi ini.

Perempuan itu cocok sekali jadi Juliet masa depan!

"Cintaku," desah suara lelaki berbahagia
juga akan terdengar kembali.

Dan lelaki itulah Romeo masa depan!

Bethesda, Desember 2004

Puisi: Malam Istimewa Itu
Puisi: Malam Istimewa Itu
Karya: Ikranagara

Biodata Ikranagara
  • Ikranagara lahir pada tanggal 19 September 1943 di Loloan Barat, Jembrana, Bali.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.