Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Awal Oktober (Karya Badruddin Emce)

Puisi "Awal Oktober" karya Badruddin Emce menghadirkan gambaran atmosferik yang menggambarkan pengalaman subjektif penulis di awal bulan Oktober.
Awal Oktober,
Pukul 15.13 Cilacap

Di sini angin membuatku bersin.
Apa-apa yang aku rasakan
Terlempar dalam bulatan lendir.

Ada yang serupa
Lelehan batu
Di mana kata-kata
Tak mampu mengembalikannya
Jadi bunga.

Terkadang dengan teman
Yang belum berkeluarga
Aku dapat melihat pohon pisang
Tidak seperti apa pun.

Satu tangkai daunnya yang robek
Terjuntai ke atas trotoir
Melindungi bumi dari hujan.

Selebihnya aku menyukai kemunafikan.
Banyak sudah yang aku takuti.

Sekilas punggung Nusakambangan
Tumbuh tiang;

Kawat listrik terbentang
Ke lautan lepas;

Menjelang Maghrib
Kalong dan sebangsanya,
Tidak seperti biasanya,
Menyerahkan malam
Kepada makhluk
Yang sedang mabuk.

Mungkin kemunafikan
Lebih mirip kearifan.

1996

Sumber: Horison (September, 2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Awal Oktober" karya Badruddin Emce menghadirkan gambaran atmosferik yang menggambarkan pengalaman subjektif penulis di awal bulan Oktober.

Atmosfer dan Pengalaman Pribadi: Puisi ini membawa pembaca ke dalam pengalaman subjektif penulis di awal bulan Oktober. Dengan menggambarkan angin membuatnya bersin dan sensasi lendir, puisi ini menciptakan atmosfer yang terasa nyata dan memberikan nuansa personal pada pengalaman tersebut.

Gambaran Alam: Penulis menggunakan gambaran alam, seperti lelehan batu, pohon pisang, dan punggung Nusakambangan, untuk menambah kedalaman dan keindahan dalam puisi. Hal ini menciptakan kesan alamiah yang kuat dan menunjukkan kedekatan penulis dengan alam serta kepekaannya terhadap detail-detail alami.

Kontras dan Kemunafikan: Puisi ini juga mengeksplorasi tema kontras dan kemunafikan. Kontras antara gambaran pohon pisang yang tidak biasa dan kemunafikan yang disukai oleh penulis menciptakan ketegangan yang menarik. Kemunafikan di sini mungkin mengacu pada ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya dan apa yang sebenarnya, serta konflik internal yang dialami oleh penulis.

Makna Simbolis: Beberapa elemen dalam puisi ini, seperti pohon pisang yang robek dan kawat listrik yang terbentang ke lautan lepas, dapat memiliki makna simbolis yang lebih dalam. Mereka mungkin mencerminkan ketegangan, ketidaksempurnaan, atau perubahan yang dialami oleh penulis dalam kehidupannya.

Kesimpulan Harmonis: Meskipun puisi ini menggambarkan beberapa ketegangan dan ketidakpastian, penutup puisi menawarkan kesimpulan harmonis yang menarik. Penulis menyatakan bahwa kemunafikan mungkin lebih mirip kearifan, menunjukkan bahwa bahkan dalam ketidaksempurnaan dan ketegangan, masih ada kebijaksanaan atau kedamaian yang bisa ditemukan.

Puisi "Awal Oktober" karya Badruddin Emce adalah sebuah puisi yang menggambarkan pengalaman subjektif penulis di awal bulan Oktober dengan detail alamiah dan atmosfer yang kuat. Puisi ini mengeksplorasi tema kontras, kemunafikan, dan makna simbolis, sementara pada akhirnya menawarkan kesimpulan yang harmonis tentang kehidupan dan pengalaman manusia.

Badruddin Emce
Puisi: Awal Oktober
Karya: Badruddin Emce

Biodata Badruddin Emce:
  • Badruddin Emce lahir di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Juli 1962.
© Sepenuhnya. All rights reserved.