Puisi: Untuk Saudara (Karya Rosihan Anwar)

Puisi "Untuk Saudara" karya Rosihan Anwar mengeksplorasi tema tentang cinta dan kesetiaan terhadap bangsa, serta pentingnya kesatuan dan persatuan ...
Untuk Saudara

Setelah saudara bersusun madah
Tiada hemat sanjungan dipuja
Merdu didengar buai nyanyian
Asia Raya jadi junjungan

Sudikah saudara periksa kembali
Biarpun bengis dibongkar hati
Sungguhkah diri pencinta bangsa
Terasa ke dalam terbayang di luar?

Bukan sahaja permainan kata
Benar lantara Keyakinan jua
Hingga tak segan bila ketikanya
Hendak dikorban sekalipun jiwa

Sumber: Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang (1948)

Analisis Puisi:

Puisi "Untuk Saudara" karya Rosihan Anwar mengeksplorasi tema tentang cinta dan kesetiaan terhadap bangsa, serta pentingnya kesatuan dan persatuan dalam konteks Asia Raya. Rosihan Anwar menyoroti keberanian dan komitmen yang diperlukan untuk mendukung dan memperjuangkan kepentingan kolektif di tingkat regional.

Penggunaan Bahasa dan Gaya Penyampaian

  • Bahasa Lantara dan Keyakinan: Rosihan Anwar menggunakan bahasa yang lugas dan terkadang bermuatan retoris untuk menegaskan pentingnya keyakinan dalam perjuangan. Pilihan kata-kata yang tegas seperti "dibongkar hati", "dikorban sekalipun jiwa" menggambarkan intensitas komitmen yang diperlukan dalam perjuangan nasional.
  • Ritme dan Aliran: Puisi ini memiliki ritme yang menenangkan, mirip dengan melodi nyanyian atau doa, yang memperkuat tema kesetiaan dan pengorbanan yang diungkapkan.

Makna Simbolis

  • Asia Raya sebagai Junjungan: Asia Raya dalam konteks puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai simbol persatuan dan kebesaran wilayah yang menuntut dukungan tanpa syarat dari setiap individu yang mencintai bangsanya.
  • Pengorbanan Jiwa: Baris terakhir yang menyatakan kesiapan untuk "dikorban sekalipun jiwa" menyoroti tingkat komitmen yang paling tinggi dalam mempertahankan nilai-nilai dan aspirasi nasional.
Puisi "Untuk Saudara" karya Rosihan Anwar menggambarkan panggilan untuk solidaritas dan kesetiaan terhadap bangsa, serta pentingnya keyakinan dan pengorbanan dalam memperjuangkan kepentingan bersama. Melalui penggunaan bahasa yang kuat dan simbolisme yang dalam, puisi ini membangkitkan semangat patriotisme dan kebanggaan akan identitas nasional dalam konteks yang lebih luas, yakni Asia Raya.

Puisi: Untuk Saudara
Puisi: Untuk Saudara
Karya: Rosihan Anwar

Biodata Rosihan Anwar:
  • H. Rosihan Anwar lahir pada tanggal 10 Mei 1922.
  • H. Rosihan Anwar meninggal dunia pada tanggal 14 April 2011.
© Sepenuhnya. All rights reserved.