Tiada Ruang bagi Puisi
lihatlah zaman peparunya berasap hitam
tataplah lukanya membarah nanah, terkaca di jendela pecah
tangisnya tak berair-mata, isaknya tak lagi bersuara
tiada lagi ruang bagi puisi di sana
sebab setiap rongga penuh prosa kemaksiatan
sarat novel kemunafikan
tiada kapling bagi syair bening jiwa, karna bumi bopeng luka
dikangkangi dicakari berhala-berhala
bacalah pertanda alam yang marah
bacalah notes sejarah
betapa tatapan mata telah tersulap sungsang
matari tampak iblis bulan tampak setan
bimbang seribu gamang, buta mana gelap mana terang
(adakah masih penyair menulis tentang cahya
ataukah sudah karam di teluk gulita?)