Selain Laut
Suatu sore aku duduk
mengenang kisah itu kembali, antara kita:
sebuah laut dan juga rerontok tiram.
Mereka semua berdiri dan memanggilku:
cahaya kabur, ombak gaduh yang tak pernah tenteram
dan bintang-bintang laut yang jari-jarinya lunglai —
mereka semua memanggilku dan menjerit-jerit
hingga aku tak mengenalnya kembali
Seperti semula dan membentang ketakpastian
Apakah masalah itu? Kemana sulur-sulurnya
merambat dan hari-harinya yang keemasan disimpan?
Mengapa hanya kekecewaan dan kesedihan-kesedihannya yang sering datang?
Seperti potret kusam kenangan hitam
atau keinginan yang sekonyong-konyong padam
Kubuka ruang itu. Tak seorang pun di sana
kecuali derak pintunya yang menua dan gema kosong
serta bumi dan waktu dengan kelaparan yang menghantu
semua mendekat ke arahku
Tapi sebuah tangan
tiba-tiba datang menarikku
sekuntum duri yang merkah menebarkan kisah-kisahnya
seperti untaian kesia-siaan dan kehancuran yang kembali
seperti sederet kamar tanpa jendela dan kunci
darimana kita berangkat dan akan berangkat
seperti teka-teki, namun akrab sekali
di mana bertemu yang hidup maupun yang mati
Atau marilah kita ingat ini, kita kenang:
cinta yang tak dapat kita uraikan dengan nafsu dan kata
pun tanpa nama. Kegagalan dan perjalanan pedih tiap sejarah
serta bersimbah darah. Dan sahabat-sahabat setia
yang akan berkumpul menangisi kita
pada hari kematian
lalu kabur dan menghilang dalam kegelapan
meninggalkan jejak-jejak yang membingungkan
Semua ini cukup mengharukan
Atau kalau kita ketam
buah dari pohon kita yang lebat dan sekaligus kering kerontang
Akan terasalah
perjalanan kita yang tersaruk-saruk namun menyenangkan
di mana kecemasan tetap tinggal sebagai kecemasan
kebebasan sebagai kebebasan dan siksaan sebagai siksaan
Selain laut yang luas sebagaimana tiap-tiap kesepian
1981
Sumber: Horison (November 1984)
Catatan:
Puisi Selain Laut adalah salah satu karya puisi yang lahir dari tangan seorang sastrawan, budayawan, cendekiawan muslim, dan ahli filsafat Indonesia, Abdul Hadi WM.
Puisi ini menggambarkan alam laut yang misterius dan sebagai metafora kehidupan manusia, dimana ia mengungkapkan bahwa manusia selalu berusaha untuk terus bergerak dan mencapai tujuan mereka meskipun arus laut yang melawan.
Puisi ini juga menggambarkan takdir sebagai sesuatu yang tak terhindarkan dan menggambarkan kehidupan sebagai perjalanan yang tidak pasti.
Karya: Abdul Hadi WM
Biodata Abdul Hadi WM:
- Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
- Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.