Sein Und Zeit
Di Malioboro yang membosankan, tahunpun jatuh
januari yang putih. Ditiup angin
Bulan menghamparkan bayangan
gedung-gedung yang dingin
Rindu yang sebermula dibisikkan ke ruang jauh
Tak tahu. Yang sebermula diucapkan ke hutan jauh
Di langit awan hanya kupu-kupu
Melepaskan kecewa ke rumput-rumput, itu
Hanya ada: aku, belum pasti mengapa
dari tahun yang semakin purba
1968
Sumber: Horison (Mei, 1970)
Analisis Puisi:
Puisi "Sein Und Zeit" karya Abdul Hadi WM adalah sebuah karya yang memperkenalkan pembaca pada suasana dan pemikiran yang melibatkan waktu, alam, dan keadaan emosional. Dengan judul yang diambil dari bahasa Jerman dan dapat diterjemahkan sebagai "Being and Time" (Sein dan Zeit), puisi ini mengeksplorasi hubungan manusia dengan waktu dan alam.
Setting dan Atmosfer: Puisi membuka dengan gambaran lokasi di Malioboro yang dianggap membosankan, menambahkan nuansa kejenuhan atau kehambaran. Bulan yang menghamparkan bayangan gedung-gedung dengan angin yang ditiupkan menciptakan gambaran visual yang kuat, memberikan nuansa dingin dan kesendirian.
Tanggal dan Alam: Penggunaan bulan Januari yang putih merujuk pada suasana yang tenang dan mungkin juga kepada kesegaran awal tahun. Di sini, alam digambarkan sebagai penafsir rindu yang berkembang dan terhubung dengan emosi manusia, baik yang disampaikan secara diam-diam ke ruang jauh atau diucapkan ke hutan jauh.
Imaji dan Metafora: Puisi ini diperkaya dengan gambaran visual, seperti langit yang dihias awan yang diibaratkan sebagai kupu-kupu. Melepaskan kecewa ke rumput-rumput menyiratkan keadaan emosional yang dilepaskan atau diungkapkan. Imaji ini memberikan kekuatan ekspresif pada puisi, memungkinkan pembaca merasakan atmosfer dan perasaan yang dihadapi oleh penyair.
Rindu dan Kehampaan: Sentimen rindu muncul dalam puisi ini, terutama melalui ungkapan rindu yang "sebermula dibisikkan ke ruang jauh." Hal ini menciptakan nuansa misteri dan kerinduan yang tak terucapkan sepenuhnya. Kehampaan atau kejenuhan yang disebutkan pada awal puisi menciptakan latar belakang emosional yang kuat.
Tautan dengan Sein und Zeit: Judul puisi, "Sein Und Zeit," mengacu pada karya fenomenologi klasik oleh Martin Heidegger yang membahas eksistensialisme, keberadaan, dan waktu. Puisi ini mungkin mencoba menyelidiki konsep-konsep tersebut, terutama dalam konteks suasana dan perasaan yang diciptakan oleh penyair.
Keberadaan Manusia dalam Alam: Langit, awan, bulan, dan rumput dijadikan elemen alam yang terlibat dalam interaksi dengan manusia. Manusia dihadapkan pada keberadaan alam yang berubah-ubah, seiring dengan waktu yang terus berjalan. Ini menunjukkan keterhubungan manusia dengan alam dan perasaan kehampaan atau kecewa yang mungkin timbul dari perubahan tersebut.
Ketidakpastian dan Misteri: Penutup puisi menambahkan sentuhan ketidakpastian dan misteri. Kehadiran kata "belum pasti mengapa" menciptakan rasa tanda tanya terhadap pemahaman penyair akan alam, waktu, dan keberadaan manusia.
Puisi "Sein Und Zeit" mengajak pembaca pada perjalanan emosional dan filosofis melalui gambaran alam, waktu, dan keberadaan manusia. Dengan menggunakan bahasa yang padat dan imaji yang kuat, penyair berhasil menciptakan atmosfer yang penuh perasaan dan pemikiran mendalam, menciptakan karya sastra yang mendalam dan reflektif.
Karya: Abdul Hadi WM
Biodata Abdul Hadi WM
- Abdul Hadi WM (Abdul Hadi Widji Muthari) lahir di kota Sumenep, Madura, pada tanggal 24 Juni 1946.
- Abdul Hadi WM adalah salah satu tokoh Sastrawan Angkatan '66.