Sajak Trenyuh
Kala Sayap Garuda
Nyaris Runtuh
Antara kemelut cuaca berpasir berdebu
siapakah mereka yang telah tega mencabik ujung bendera pusaka
hingga pulaupulau tergetar gempa
antara kegalauan massa meliar menggebu deru
siapakah mereka yang ganas menigas ujung sayap-sayap garuda
hingga laut-laut bergelombang pasang
dan bambu-bambu runcing di makam pahlawan meregang
Orang-orang beradu pandang
saling bertanya gemetar gamang
Merekakah manusia berdarah ular berhati serigala
yang khianat pada bumi tumpah-darahnya
atau para pemimpi tentang satu negeri yang hanya berwarna hitam
yang membekukan segala warna budaya dan denting nurani
hingga bak api dalam sekam teriakan-teriakan pun terbungkam
dan segenap jiwa terbelenggu dalam ruang-ruang sunyi
Orang-orang bertatap-mata
saling mendakwa tanpa fakta
Tetapi di balik spanduk-spanduk bertuliskan kata Merdeka
adalah gema anakanak bangsa yang setia pada makna Sumpah Pemuda
berpawai keliling kota demi kota nusa demi nusa
mengarung samudra melanglang angkasa bersenjata keyakinan
: kami cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan!
biarkan beda adat jadi rahmat beda budaya jadi taman bunga
sebab Tuhanlah yang telah menanam benih-benihnya
Orang-orang bertegur-sapa
saling menjabat saling cinta
(Di ruang-ruang kelas dan di tanah lapang anak-anak bernyanyi
lagu Satu Nusa Satu Bangsa dan Bagimu Negeri)
Manggarai, 2014
Analisis Puisi:
Puisi "Sajak Trenyuh Kala Sayap Garuda Nyaris Runtuh" karya Soekoso DM adalah sebuah pengamatan terhadap keadaan sosial dan politik yang bergejolak di sekitar kehidupan bangsa. Puisi ini menyoroti konflik, kegelisahan, dan identitas nasional, serta menyuarakan harapan akan kebebasan dan persatuan.
Gambaran Kegelisahan dan Kebangsaan: Penyair memulai puisi dengan gambaran keadaan yang kacau, di mana sayap Garuda (lambang nasional Indonesia) hampir runtuh. Ini merupakan metafora untuk keadaan negara yang terguncang dan hampir mengalami kehancuran. Gempa, gelombang pasang, dan makam pahlawan meregang menggambarkan kekacauan yang melanda.
Pertanyaan dan Pertentangan Identitas: Puisi menampilkan pertanyaan terkait identitas bangsa, apakah mereka yang terlibat dalam kekacauan adalah sesama manusia, pengkhianat tanah air, atau pemimpi tentang negeri yang hanya satu warna. Penyair menyoroti pertentangan dan kebingungan yang melanda masyarakat.
Harapan Persatuan dan Kemerdekaan: Namun, di tengah kekacauan, penyair menyuarakan harapan akan persatuan dan kemerdekaan. Penyair menggambarkan anak-anak yang menyanyikan lagu-lagu patriotik, menunjukkan harapan untuk sebuah negara yang damai, merangkul perbedaan sebagai kekayaan, dan menerima keberagaman sebagai taman bunga yang indah.
Perjuangan untuk Persatuan: Puisi ini menegaskan pentingnya Sumpah Pemuda dan semangat perjuangan untuk menjaga persatuan, serta harapan untuk memelihara kebebasan dalam keragaman budaya.
Puisi "Sajak Trenyuh Kala Sayap Garuda Nyaris Runtuh" menggambarkan keadaan kegelisahan dan pertentangan identitas dalam masyarakat. Namun, dalam kekacauan tersebut, penyair menunjukkan harapan akan persatuan, kemerdekaan, dan nilai-nilai patriotisme, khususnya diwujudkan melalui semangat anak-anak dalam menyuarakan lagu-lagu nasional.
Karya: Soekoso DM
Biodata Soekoso DM
- Soekoso DM, lahir di Purworejo, 17 Juli 1949.