Kepada Ling Ong
Beribu gunung beribu gemawan
beribu lebah semerbak madu
berebut sarang di kotak posku
di rumah petakku yang sempit
pesawat menderum, lebah bergaung
anak-anakku terbaring bersesakan
bagai ikan pepes di kantin itu
ketika dua benua makan siang
O, pertemuan manusia!
rahasia pesona murni
telah merembes Candi Babil dan Tembok Cina
telah menjadi senyum dan sarang ilhamku
Astaga!
sudah kukirim desah rinduku di pagi dini
lewat pesawat ruang angkasa ulang-alik
tetapi apakah yang terjadi?
hanyalah kotak pos, hanyalah pesona murni
Jakarta, 26 Agustus 1985
Sumber: Dari Rote ke Iowa (2016)
Analisis Puisi:
Puisi "Kepada Ling Ong" karya Gerson Poyk merupakan karya yang kaya akan metafora dan simbolisme, menyuguhkan sebuah pandangan tentang kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kesibukan dan keterhubungan antar manusia. Melalui gambaran yang beragam dan simbolis, puisi ini menyampaikan perasaan kerinduan, keterasingan, dan refleksi terhadap dunia modern.
Gambaran Keseharian yang Penuh Metafora
Puisi ini dimulai dengan gambaran yang luas dan penuh detail tentang kehidupan sehari-hari yang dilingkupi oleh berbagai elemen alam dan aktivitas manusia:
"Beribu gunung beribu gemawan / beribu lebah semerbak madu"
Frase ini menciptakan gambaran visual yang megah dan kompleks tentang dunia yang penuh dengan aktivitas dan kehidupan. Metafora gunung dan gemawan yang berlimpah menggambarkan ketidakterbatasan dan kekayaan dunia yang dipenuhi dengan berbagai hal yang meresap ke dalam kehidupan penulis.
"Berebut sarang di kotak posku / di rumah petakku yang sempit"
Kontras antara "sarang di kotak posku" dan "rumah petakku yang sempit" menunjukkan adanya kekacauan dan kerumitan dalam kehidupan penulis, meskipun ruang fisiknya terbatas. Ini menggambarkan bagaimana perasaan dan kebutuhan manusia sering kali terlalu banyak untuk ditangani dalam ruang yang terbatas, menciptakan rasa sesak dan kerumitan.
Keterhubungan Antar Manusia
Puisi ini juga menyoroti interaksi antara manusia dan bagaimana pertemuan antar mereka menciptakan sebuah bentuk "pesona murni":
"O, pertemuan manusia! / rahasia pesona murni"
Pertemuan antar manusia digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki keajaiban dan kekuatan tersendiri, melebihi pencapaian fisik dan materi. Ini adalah aspek yang sangat penting dalam puisi, yang menekankan bahwa meskipun dunia di sekitar kita mungkin kacau dan penuh dengan keributan, ada nilai dan keindahan yang mendalam dalam interaksi manusia.
"Telah merembes Candi Babil dan Tembok Cina / telah menjadi senyum dan sarang ilhamku"
Referensi terhadap Candi Babil dan Tembok Cina menggambarkan pencapaian besar manusia yang telah melintasi sejarah dan waktu. Puisi ini mengaitkan pencapaian-pencapaian tersebut dengan "senyum" dan "sarang ilham," yang menunjukkan bahwa di balik semua pencapaian monumental ini, terdapat elemen kemanusiaan yang sederhana dan penuh makna yang menyentuh kehidupan penulis.
Rindu dan Keterasingan
Perasaan kerinduan dan keterasingan juga menjadi tema penting dalam puisi ini:
"Astaga! / sudah kukirim desah rinduku di pagi dini / lewat pesawat ruang angkasa ulang-alik"
Frase ini menggambarkan usaha penulis untuk menyampaikan perasaan kerinduan melalui teknologi modern, seperti pesawat ruang angkasa. Namun, hasil dari usaha tersebut hanya berupa "kotak pos" dan "pesona murni," menunjukkan bahwa meskipun ada usaha untuk menghubungkan diri dengan orang lain atau dunia, hasilnya sering kali tidak memenuhi harapan atau menyejukkan hati sepenuhnya.
Puisi "Kepada Ling Ong" karya Gerson Poyk adalah sebuah karya yang menggambarkan kompleksitas kehidupan manusia melalui metafora dan simbolisme yang kuat. Melalui gambaran tentang kesibukan sehari-hari, keterhubungan antar manusia, serta kerinduan dan keterasingan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan dan hubungan antar manusia di tengah dunia yang penuh dengan kerumitan dan teknologi modern.
Dengan gaya bahasa yang kaya akan imaji dan simbol, puisi ini berhasil menciptakan suasana yang mendalam dan reflektif, menyoroti betapa pentingnya hubungan manusia dan pengalaman batin di tengah segala kesibukan dan kebisingan dunia.
Karya: Gerson Poyk
Biodata Gerson Poyk:
- Gerson Poyk (nama lengkap Herson Gubertus Gerson Poyk dan nama panggilan Be'a) lahir pada tanggal 16 Juni 1931 di Namodele, Pulau Rote (Timur), Nusa Tenggara Timur.
- Gerson Poyk meninggal dunia pada tanggal 24 Februari 2017 di Rumah Sakit Hermina, Depok, Jawa Barat.