Puisi: Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu (Karya B. Y. Tand)

Puisi "Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu" menawarkan refleksi mendalam tentang bagaimana perubahan lingkungan dan ...
Seekor Burung Kehilangan Dahan
Tempatnya Bertengger Dahulu

Seekor burung mengatupkan sayapnya bertengger
di atas cerobong sebuah pabrik, termenung sendiri
Matanya liar mencari dahan tempatnya bertengger
dahulu ketika mengepak-ngepakkan sayapnya

Dia tersadar setelah menemukan sesuatu
Crit......critttt...... criiiiittttt......
cerobong itu didekap dan diciumnya
dan air matanya menetes
satu-satu.

Sumber: Ketika Matahari Tertidur (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu" karya B. Y. Tand adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema kehilangan, melankolis, dan pencarian identitas melalui simbolisme burung dan cerobong pabrik. Puisi ini menawarkan refleksi mendalam tentang bagaimana perubahan lingkungan dan kehilangan tempat yang pernah dikenal dapat memengaruhi jiwa.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari deskripsi sederhana namun sarat makna tentang burung yang mencari tempat bertenggernya yang hilang. Tema utama yang diangkat adalah kehilangan dan pencarian kembali, dengan penekanan pada bagaimana perubahan fisik dapat mencerminkan perubahan emosional dan spiritual.

Simbolisme Burung dan Cerobong

  • "Seekor burung mengatupkan sayapnya bertengger di atas cerobong sebuah pabrik": Burung biasanya melambangkan kebebasan dan alam, sementara cerobong pabrik melambangkan industri dan perubahan. Penggunaan cerobong pabrik sebagai tempat bertengger burung menunjukkan kontras antara alam dan industri, serta perubahan yang drastis dari lingkungan alami menjadi lingkungan buatan.
  • "Matanya liar mencari dahan tempatnya bertengger dahulu": Pencarian burung untuk dahan yang hilang melambangkan pencarian identitas dan kenangan yang telah menghilang. Dahan yang hilang adalah simbol dari masa lalu yang sudah tidak lagi ada.

Kehilangan dan Kesedihan

  • "Dia tersadar setelah menemukan sesuatu": Kesadaran burung tentang kehilangan tempatnya menunjukkan realisasi menyedihkan tentang perubahan yang tak bisa diubah. Burung tersebut tidak hanya kehilangan tempat fisik, tetapi juga mengalami rasa kehilangan emosional yang mendalam.
  • "Crit......critttt...... criiiiittttt...... cerobong itu didekap dan diciumnya dan air matanya menetes satu-satu": Suara dan tindakan ini menggambarkan kesedihan yang mendalam dan ketidakmampuan burung untuk kembali ke masa lalu. Air mata burung menunjukkan rasa duka dan kesedihan yang mendalam atas kehilangan yang tidak bisa diperbaiki.

Interpretasi

Puisi "Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu" menyampaikan rasa kehilangan dan kesedihan melalui simbolisme burung yang kehilangan tempat bertenggernya di dahan pohon yang dulu familiar. Cerobong pabrik sebagai pengganti tempat bertengger menunjukkan bagaimana perubahan lingkungan fisik dapat mencerminkan perubahan dalam jiwa dan identitas. Burung tersebut, yang dulu bebas dan ceria, kini terjebak dalam kesedihan dan penyesalan karena kehilangan masa lalu yang tak dapat diulang.

Puisi "Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu" adalah puisi yang penuh dengan melankolis dan refleksi tentang perubahan dan kehilangan. Melalui penggunaan simbol burung dan cerobong pabrik, B. Y. Tand berhasil menciptakan sebuah gambaran yang menyentuh tentang bagaimana perubahan lingkungan dan kehilangan tempat yang familiar dapat memengaruhi jiwa seseorang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman pribadi mereka tentang kehilangan dan pencarian identitas, sambil mengingat betapa pentingnya untuk menghargai dan merawat tempat-tempat yang kita anggap sebagai rumah.

B. Y. Tand
Puisi: Seekor Burung Kehilangan Dahan Tempatnya Bertengger Dahulu
Karya: B. Y. Tand

Biodata B. Y. Tand:
  • B. Y. Tand (Burhanuddin Yusuf Tanjung) lahir pada tanggal 10 Agustus 1942 di Indrapura, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.