Puisi: Sebelum Mula (Karya Bambang Sarwono)

Puisi "Sebelum Mula" karya Bambang Sarwono mengeksplorasi tema cinta, pencarian, dan pertimbangan eksistensial.
Sebelum Mula


sehari sebelum terbit cinta
Ia tak mengibaskan apa-apa
juga kabut, juga duka
Nur; masih tersimpan di benak
                        Tanya.

masih sepi; dalam renungan mimpi
jalan entah ke mana - jalan yang tak ada
masa pun hukan apa-apa - ada pun bukan apa-apa
si-Ia. Kedok pun masih tak rupa.

tengadah, mata tunduk ke bawah
menyusur inti; inti satu yang dapat mati
bergolak lumpur dan layang kabut-kabut
duka mengkebat, di tengah salib, Nur
                                    bercahaya.

Ambarawa, Desember 1972

Sumber: Horison (Juni, 1974)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebelum Mula" karya Bambang Sarwono adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan penggambaran yang mendalam tentang perasaan, waktu, dan eksistensi. Puisi ini mengeksplorasi tema cinta, pencarian, dan pertimbangan eksistensial.

Pembukaan Misterius: Puisi ini dibuka dengan frasa "sehari sebelum terbit cinta," yang segera menciptakan atmosfer misterius dan perasaan awal sebelum sesuatu yang besar terjadi. Ini menciptakan rasa penasaran pada pembaca tentang apa yang akan diungkapkan dalam puisi ini.

Tema Cinta: Puisi ini menggarisbawahi tema cinta yang akan datang. Namun, cinta dalam puisi ini belum terwujud atau "belum terbit." Ini mungkin mengacu pada perasaan sebelum jatuh cinta atau perasaan ketidakpastian yang mungkin dirasakan seseorang sebelum terlibat dalam hubungan cinta.

Simbol Kabut dan Duka: Kabut dan duka disebutkan dalam puisi ini sebagai sesuatu yang tidak dipamerkan sebelum terbit cinta. Kabut dan duka bisa diartikan sebagai hal-hal yang mungkin disembunyikan atau ditahan oleh seseorang sebelum mereka mencapai titik tertentu dalam hubungan cinta.

Nur dan Kedok: "Nur" adalah kata Arab yang berarti cahaya atau pancaran ilahi, sementara "kedok" adalah masker atau topeng. Kemunculan kedok yang masih "tak rupa" bisa diartikan sebagai upaya untuk menyembunyikan atau menutupi aspek-aspek tertentu dari diri seseorang.

Renungan Eksistensial: Puisi ini menciptakan suasana renungan eksistensial dengan mencoba menggambarkan momen sebelum sesuatu yang besar terjadi dalam hidup seseorang. Hal ini dapat mencerminkan pertimbangan mendalam tentang makna hidup dan eksistensi manusia.

Simbolisme Salib: Pada akhir puisi, disebutkan "di tengah salib, Nur bercahaya." Salib adalah simbol agama yang memiliki banyak makna, termasuk penderitaan dan penebusan. Di sini, mungkin mengacu pada pemahaman yang lebih dalam tentang agama atau pencerahan spiritual yang akan datang.

Puisi "Sebelum Mula" adalah karya sastra yang sarat dengan simbolisme dan refleksi eksistensial. Ini menggambarkan momen sebelum cinta dan cahaya spiritual tiba dalam kehidupan seseorang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang perasaan awal, pertimbangan eksistensial, dan pengalaman spiritual.

Bambang Sarwono
Puisi: Sebelum Mula
Karya: Bambang Sarwono

Biodata Bambang Sarwono:
  • Bambang Sarwono lahir pada tanggal 8 Oktober 1951 di Ambarawa, Jawa Tengah.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.