Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Saat Ini Aku Tidak Berpikir (Karya Mh. Rustandi Kartakusuma)

Puisi "Saat Ini Aku Tidak Berpikir" menggambarkan pengalaman seseorang yang terombang-ambing dalam arus kehidupan dan merasa kehilangan kontrol ...
Saat Ini Aku Tidak Berpikir

Saat ini aku tidak berpikir
sebagaimana telah angus sayap garuda
disambar sesuatu yang tidak tentu.
Hilang aku ke dalam buih air keruh.
Air berkelocak sebentar,
kemudian mengalir lagi.

Bilamana aku ‘kan timbul kembali
ke permukaan sungai lebar ini.
Apakah aku akan timbul juga,
ataukah tetap akan tenggelam ini
ke dalam kedalaman hijau hitam.

Saat ini aku tak bisa berpikir,
Segala pertanyaan ikut tenggelam dengan aku sendiri
ke bawah kapal-kapal yang berdiam diri,
menunggu angin dan muatan
menunggu layar dikembangkan
menunggu fajar menyingsing

Kapal-kapal mungkin akan berlayar,
menuju laut yang sempurna luasnya dan birunya,
tapi aku akan tinggal di bawah muka air ini,
hilang warnaku sendiri,
berlapis hijau hitam warna air.
Aku tenggelam, pelan-pelan ke dalam
Dan tiada lagi berpikir.

Sumber: Siasat (29 Januari 1950)

Analisis Puisi:

Puisi "Saat Ini Aku Tidak Berpikir" karya Mh. Rustandi Kartakusuma adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kehilangan, kebingungan, dan kepasifan. Melalui bahasa yang puitis dan metafora yang kuat, penulis menggambarkan pengalaman seseorang yang terombang-ambing dalam arus kehidupan dan merasa kehilangan kontrol atas dirinya sendiri.

Kehilangan Identitas dan Diri Sendiri: Puisi ini menggambarkan pengalaman kehilangan identitas dan diri sendiri. Penyair merasa seolah-olah telah kehilangan jati dirinya, seperti "sayap garuda yang telah angus" dan "hilang ke dalam buih air keruh". Metafora ini menggambarkan perasaan kebingungan dan ketidakpastian akan arah hidup, di mana penulis merasa tenggelam dan tidak dapat menemukan pijakan untuk kembali ke permukaan.

Kekacauan dan Keterpurukan: Penyair menyampaikan perasaan kekacauan dan keterpurukan melalui gambaran "air berkelocak" yang kemudian "mengalir lagi". Ini mencerminkan ketidakstabilan emosional dan mental, di mana pikiran dan perasaan berubah-ubah tanpa arah yang jelas. Penyair merasa terjebak di dalamnya dan tidak mampu mengatasi kekacauan yang dirasakan.

Pemikiran yang Tergantung: Puisi ini juga menyoroti perasaan kebingungan dan kehilangan arah dalam berpikir. Penyair merasa tidak mampu berpikir dengan jernih atau menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya. Pikiran-pikiran tenggelam bersama dengan dirinya sendiri, dan ia merasa terisolasi dan terasing dari dunia luar.

Ketidakberdayaan dan Kehilangan Harapan: Penyair menyampaikan perasaan ketidakberdayaan dan kehilangan harapan melalui gambaran "kapal-kapal yang berdiam diri" dan dirinya yang "akan tinggal di bawah muka air ini". Ini mencerminkan perasaan terjebak dan tidak mampu bergerak maju, serta kehilangan harapan untuk menemukan arah hidup yang lebih baik.

Dengan demikian, puisi "Saat Ini Aku Tidak Berpikir" adalah sebuah penggambaran yang kuat tentang perasaan kehilangan, kebingungan, dan kepasifan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas dan ketidakpastian dalam kehidupan manusia, serta pentingnya untuk tetap mencari jalan keluar dan harapan di tengah-tengah kesulitan dan kegelapan.

Puisi: Saat Ini Aku Tidak Berpikir
Puisi: Saat Ini Aku Tidak Berpikir
Karya: Mh. Rustandi Kartakusuma

Biodata Mh. Rustandi Kartakusuma:
  • Mh. Rustandi Kartakusuma atau Muhammad Rustandi Kartakusuma (akrab dipanggil Uyus) lahir pada tanggal 27 April 1921 di Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
  • Mh. Rustandi Kartakusuma meninggal dunia pada hari Jumat 11 April 2008 pukul 06.15 WIB di Panti Jompo Ria Pembangunan, Cibubur.
© Sepenuhnya. All rights reserved.