Puisi: Ode bagi Seorang Supir Truk (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Ode bagi Seorang Supir Truk" menggambarkan kehidupan seorang pekerja terpinggirkan yang terus bekerja meskipun usianya sudah lanjut.
Ode bagi Seorang Supir Truk

Sebuah truk lama
Dengan supir bersahaja
Telah beruban dan agak bungkuk
Di atas setirnya tertidur
Di tepi jalan yang sepi
Di suatu senja musim ini

Dalam tidurnya ia bermimpi
Jalanan telah rata. Ditempuhnya
Dengan sebuah truk baru
Dengan klakson yang bisa berlagu
Dan di sepanjang jalanan
Beribu anak-anak demonstran
Tersenyum padanya, mengelu-elukan
“Hiduplah bapak supir yang tua
Yang dulu berjuang bersama kami
Selama demonstrasi!”

Di tepi sebuah jalan di ibukota
Ketika udara panas, di suatu senja
Seorang supir lusuh dengan truk yang tua
Duduk sendiri terkantuk-kantuk
Semakin letih, semakin bungkuk.

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Ode bagi Seorang Supir Truk" karya Taufiq Ismail menggambarkan gambaran seorang supir truk yang sudah lanjut usia dan terpinggirkan dalam kehidupannya.

Kehadiran Tokoh Utama: Puisi ini memperkenalkan seorang supir truk yang sudah tua dan terpinggirkan. Deskripsi fisiknya yang "beruban dan agak bungkuk" mencerminkan usia lanjutnya dan mungkin juga kondisi fisik yang memudar akibat usia dan pekerjaan berat.

Tidur di Tepi Jalan: Sang supir truk tertidur di tepi jalan yang sepi, sebuah gambaran kehidupan yang sederhana dan terisolasi. Kondisi ini mencerminkan kesendirian dan kesepian yang mungkin ia alami di usia tuanya.

Mimpi dan Kenangan: Dalam tidurnya, sang supir truk bermimpi tentang jalanan yang rata dan kemajuan teknologi. Mimpi ini mungkin merupakan representasi dari harapan dan kenangan masa lalu yang ia pendam di hatinya. Demonstran yang tersenyum padanya di dalam mimpi menggambarkan penghargaan terhadap perjuangannya di masa lalu.

Pemandangan di Ibukota: Puisi menyajikan gambaran tentang sang supir truk yang duduk sendiri di tepi jalan di ibukota pada suatu senja yang panas. Kesepiannya dan keletihannya tercermin dalam deskripsi suasana tersebut.

Makna dan Pesan: Puisi ini memberikan penghormatan dan penghargaan terhadap para pekerja yang terpinggirkan dalam masyarakat, seperti sang supir truk tua. Ia dihadirkan sebagai simbol dari mereka yang telah berjuang keras dalam kehidupan, namun mungkin tidak pernah mendapatkan pengakuan yang pantas.

Gaya Bahasa: Taufiq Ismail menggunakan bahasa yang sederhana namun padat dalam puisinya. Gaya bahasanya menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam tentang kehidupan sang supir truk dan kondisinya di usia tua.

Puisi "Ode bagi Seorang Supir Truk" menggambarkan kehidupan seorang pekerja terpinggirkan yang terus bekerja meskipun usianya sudah lanjut. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kesederhanaan, ketabahan, dan penghargaan terhadap pekerjaan yang seringkali tidak terlihat oleh masyarakat secara luas.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Ode bagi Seorang Supir Truk
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.