Keputusan Lama
Kuputuskan untuk mencintai laut
di manapun ia berada.
Tapi aku lahir, besar,
dan mungkin mati di gunung.
Cuma dua tiga kali
bertemu laut. Itupun tidak sengaja.
Sekali, ketika kudaki bukit selatan
dari puncaknya kulihat laut
terlentang sampai ujung dunia.
Kedua, ketika aku pergi ke lain pulau.
Kapal penyeberangan menyelinap
di laut malam-malam.
Engkau tak ada. Tapi laut bergelora
tidak sanggup menahan dendamnya.
Telah begitu sering aku menyebutnya.
Dalam sajak, dalam doa-doa,
bahwa laut tak pernah hilang
dari angan-angan orang yang setia.
Kuputuskan untuk mencintai laut
jauh-jauh hari sebelum kau ada
dan menawanku di hutan-hutanmu
yang subur dan wangi ini.