Jalan-Jalan
Gedung-gedung yang lewat bersama kita
Jari-jari yang mengusap muka
Napas yang menghela kita pergi
Sama terbakar matahari
Gedung-gedung dan toko-toko
Bertengger berwarna, terasa hampa
Air mengalir begitu coklat dikali
Sama terbakar matahari
Jejak dimana tangan bertemu tangan
Menekankan hatiku pada hatimu
Suara yang terdengar terasa ganjil
Terasa begitu tua saat berjalan
Sumber: Majalah Indonesia (Desember, 1954)
Analisis Puisi:
Puisi "Jalan-Jalan" menggambarkan pengalaman seorang individu yang berjalan-jalan di sekitar kota atau lingkungan perkotaan. Puisi ini mencoba menggambarkan suasana dan perasaan yang dialami selama berjalan-jalan.
Gedung-Gedung dan Kota: Puisi ini dimulai dengan mencatat keberadaan gedung-gedung yang melintas bersama penutur puisi. Ini menciptakan gambaran tentang kehidupan perkotaan yang sibuk dan padat. Gedung-gedung tersebut mungkin melambangkan kehidupan modern dan urban.
Interaksi Sosial: Puisi ini menyebutkan "Jejak dimana tangan bertemu tangan," yang menggambarkan interaksi sosial antara individu-individu yang berjalan-jalan di kota tersebut. Mungkin ini merujuk pada momen-momen kecil ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain yang berjalan di sekitar mereka.
Pengaruh Lingkungan: Ada perhatian terhadap lingkungan sekitar, seperti air yang mengalir di sungai yang "begitu coklat dikali." Ini mungkin mencerminkan pengaruh lingkungan kota pada perasaan penutur puisi.
Pengalaman Pribadi: Puisi ini juga menyebutkan "Napas yang menghela kita pergi" dan "Sama terbakar matahari," yang bisa menggambarkan pengalaman personal seseorang selama berjalan-jalan. Terkadang, berjalan-jalan di bawah matahari yang terik dapat menjadi pengalaman yang membuat seseorang merasa lelah atau terpapar panas.
Perasaan Nostalgia: Terdapat sentuhan nostalgia dalam puisi ini, terutama dalam baris terakhir: "Terasa begitu tua saat berjalan." Ini mungkin merujuk pada perasaan melihat kembali masa lalu atau merenungkan waktu yang telah berlalu selama berjalan-jalan.
Puisi "Jalan-Jalan" oleh Toto Sudarto Bachtiar adalah pengamatan tentang pengalaman berjalan-jalan di lingkungan perkotaan. Puisi ini menggambarkan kehidupan sehari-hari, interaksi sosial, dan pengaruh lingkungan kota pada perasaan seseorang. Ini adalah pengingat akan betapa pentingnya merenungkan momen-momen sederhana dalam kehidupan yang seringkali terabaikan.
Karya: Toto Sudarto Bachtiar
Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
- Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
- Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
- Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.
