Doa Seorang Manusia
Tuhanku
Jadikan aku batu-batu tembok kota Jakarta
biar kusimpan semua rahasia penghuninya
dalam diamku yang setia
Karena diamku sebagai manusia
tak dapat kupercaya
Jakarta, 1980
Sumber: Sajak-Sajak Diam (1983)
Analisis Puisi:
Puisi "Doa Seorang Manusia" karya B. Y. Tand adalah sebuah karya yang menyiratkan keinginan mendalam dan refleksi spiritual melalui metafora dan simbolisme. Dengan menggunakan kota Jakarta dan batu-batu tembok sebagai elemen sentral, puisi ini mengungkapkan kompleksitas hubungan antara manusia, rahasia, dan keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Puisi ini menggambarkan doa seorang individu yang ingin mengubah dirinya menjadi batu-batu tembok kota Jakarta. Pilihan simbolis ini mengundang pembaca untuk merenungkan tema tentang keinginan untuk menyimpan rahasia, kesetiaan, dan ketidakpercayaan terhadap kemampuan manusia untuk menjaga diam dalam konteks kehidupan yang penuh dinamika dan kerumitan.
Eksplorasi Tema dan Makna
- Simbol Batu dan Kota Jakarta: "Jadikan aku batu-batu tembok kota Jakarta" merupakan inti dari puisi ini, di mana batu-batu tembok menjadi simbol kestabilan dan ketahanan. Jakarta, sebagai ibu kota dan pusat kegiatan, mewakili kompleksitas sosial dan politik yang penuh dengan rahasia dan cerita. Dengan meminta untuk menjadi bagian dari tembok kota, pembicara menunjukkan keinginan untuk terlibat dalam menjaga dan menyimpan rahasia yang ada di balik kehidupan urban yang sibuk.
- Rahasia dan Kesetiaan: "Biar kusimpan semua rahasia penghuninya / dalam diamku yang setia" menggarisbawahi peran batu-batu tembok sebagai penjaga rahasia. Diam, dalam konteks ini, diartikan sebagai kesetiaan dan kebisuan yang tidak tergoyahkan. Batu-batu tembok, yang tidak berbicara tetapi menyimpan segala sesuatu di sekelilingnya, menjadi metafora untuk keinginan pembicara agar dirinya bisa seperti itu—terus-menerus menjaga rahasia dengan ketenangan dan kesetiaan.
- Ketidakpercayaan terhadap Diri Sendiri: "Karena diamku sebagai manusia / tak dapat kupercaya" menegaskan bahwa pembicara meragukan kemampuannya sendiri untuk menjaga rahasia atau tetap diam. Ini mencerminkan konflik internal antara keinginan untuk menjadi sesuatu yang lebih stabil dan kepekaan terhadap ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya menjaga rahasia atau berdiam diri dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Makna dan Interpretasi
Puisi ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan tema-tema tentang identitas, rahasia, dan keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan abadi. Dengan menggunakan simbol batu-batu tembok dan kota Jakarta, puisi ini mengeksplorasi bagaimana manusia berusaha untuk menemukan tempat dan peran yang lebih dalam, serta mengatasi ketidakmampuan pribadi untuk menyimpan rahasia dan berdiam diri.
Keinginan untuk menjadi batu-batu tembok kota Jakarta juga dapat dilihat sebagai refleksi dari keinginan untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan bermakna, di mana rahasia dan cerita kota dipertahankan dengan setia. Ini menyoroti paradoks antara kekuatan simbolis dari kestabilan dan ketahanan batu dengan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya mencapai atau mempertahankan kualitas tersebut.
Puisi "Doa Seorang Manusia" karya B. Y. Tand adalah puisi yang mendalam dan reflektif yang mengangkat tema tentang keinginan untuk menyimpan rahasia, kesetiaan, dan ketidakpercayaan terhadap kemampuan pribadi. Dengan menggunakan simbol batu-batu tembok dan kota Jakarta, puisi ini mengungkapkan bagaimana manusia berusaha untuk terlibat dalam sesuatu yang lebih besar, sambil menghadapi realitas dari ketidakmampuan diri sendiri untuk menjaga diam dalam konteks kehidupan yang kompleks. Puisi ini menggambarkan keinginan untuk menemukan kestabilan dan keabadian di tengah ketidakpastian dan keraguan pribadi.
Karya: B. Y. Tand
Biodata B. Y. Tand:
- B. Y. Tand (Burhanuddin Yusuf Tanjung) lahir pada tanggal 10 Agustus 1942 di Indrapura, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.