Puisi: Debu Menyaputi Bumi (Karya Mh. Rustandi Kartakusuma)

Puisi "Debu Menyaputi Bumi" karya Mh. Rustandi Kartakusuma adalah sebuah karya sastra yang singkat namun penuh dengan makna dan perenungan tentang ...
Debu Menyaputi Bumi


Debu menyaputi bumi
berat
setinggi raksasa

Asap mesiu mati
dan bangkai menghantu
tebal berkeluyuran.

Dalam pengap ini
kukeping dinding
Aku berseru – .

Suaraku bulat-bulat dibenam senyap
Tuhan, Engkau sungguh Maha Kuasa.

Sumber: Rekaman dari Tujuh Daerah (1951)


Catatan:
Puisi "Debu Menyaputi Bumi" pernah muncul di dalam buku Chairil Anwar: Pelopor Angkatan 45 (1956) dengan judul "Kuda Jalang".

Analisis Puisi:
Puisi "Debu Menyaputi Bumi" karya Mh. Rustandi Kartakusuma adalah sebuah karya sastra yang singkat namun penuh dengan makna dan perenungan tentang kehancuran, pengorbanan, dan kekuasaan Tuhan. Puisi ini menggambarkan suasana pasca-perang dengan gambaran debu, asap mesiu, dan bangkai.

Gambaran Kehancuran dan Kematian: Puisi ini dimulai dengan gambaran debu yang menyaputi bumi, menciptakan suasana kehancuran dan kekacauan. Asap mesiu mati dan bangkai yang menghantu juga memberikan gambaran tentang kematian dan perjuangan dalam konteks perang.

Pengorbanan dan Penderitaan: Gambaran asap mesiu dan bangkai menggambarkan pengorbanan dan penderitaan yang terjadi dalam situasi perang. Asap mesiu yang mati dan bangkai yang berkeluyuran memberikan gambaran tentang kerugian dan kesakitan yang ditanggung.

Kekuasaan Tuhan: Pada akhir puisi, terdapat seruan kepada Tuhan. Penyair berseru bahwa Tuhan sungguh Maha Kuasa. Ini menunjukkan pengakuan akan keagungan Tuhan dan kesadaran akan kekuasaan-Nya dalam mengendalikan segala hal, termasuk dalam situasi-situasi sulit seperti perang.

Keterhubungan Manusia dan Tuhan: Puisi ini menggambarkan hubungan keterhubungan antara manusia dan Tuhan dalam situasi yang sulit dan penuh penderitaan. Meskipun terjadi kehancuran dan kematian, manusia tetap memandang Tuhan sebagai sumber kekuatan dan pengharapan.

Puisi "Debu Menyaputi Bumi" menggambarkan suasana pasca-perang dengan gambaran kehancuran, pengorbanan, dan kekuasaan Tuhan. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, penyair Mh. Rustandi Kartakusuma menyampaikan pesan tentang keterhubungan manusia dengan Tuhan dalam situasi-situasi sulit dalam kehidupan.

Puisi: Debu Menyaputi Bumi
Puisi: Debu Menyaputi Bumi
Karya: Mh. Rustandi Kartakusuma

Biodata Mh. Rustandi Kartakusuma:
  • Mh. Rustandi Kartakusuma atau Muhammad Rustandi Kartakusuma (akrab dipanggil Uyus) lahir pada tanggal 27 April 1921 di Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
  • Mh. Rustandi Kartakusuma meninggal dunia pada hari Jumat 11 April 2008 pukul 06.15 WIB di Panti Jompo Ria Pembangunan, Cibubur.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.