Puisi: Barisan dan Bendera (Karya Adi Sidharta)

Puisi "Barisan dan Bendera" karya Adi Sidharta adalah sebuah panggilan untuk kebersamaan, keadilan, dan perjuangan dalam menghadapi ketidakadilan.
Barisan dan Bendera

kawan-kawan
ini barisan kita sudah banyak bolong-bolong
dan ini bendera sudah penuh koyak-koyak
ini barisan, barisan juang
dan bendera merah warna darah
bolong dan koyak adalah bintang.

kawan-kawan
detik ini kita kenangkan
prajurit yang telah gugur di pangkuan bumi
Digul, Madiun, Ngalihan, dimana-mana
Korea, Vietnam, Marokko, dimana-mana
prajurit barisan pembawa bendera kita

kawan-kawan
pada kita sudah tidak ada ampun lagi
terhadap mereka yang bikin kita bolong dan koyak
dan yang menjadikan neraka atas dunia...
barisan ini barisan kaum lapar
dan benderanya bendera merah darah rakyat.

kawan-kawan
barisan dan bendera ini
sekarang kita bawa ke perang penghabisan
dimana kita: tegakkan perdamaian kekal-adil
dimana kita nyanyikan gembira lepas bebas
bahagia sosialisme, bahagia dunia rakyat!

Sumber: Mimbar Indonesia (April, 1952)

Analisis Puisi:

Puisi "Barisan dan Bendera" karya Adi Sidharta menggambarkan semangat perjuangan dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan serta memperingati para pahlawan yang gugur.

Semangat Perjuangan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang semangat perjuangan yang kuat melalui penggambaran barisan dan bendera yang bolong dan koyak. Meskipun terluka dan rapuh, semangat juang tidak pernah padam.

Penghormatan Terhadap Pahlawan: Penyebutan tempat-tempat di mana prajurit gugur, seperti Digul, Madiun, Ngalihan, Korea, Vietnam, dan Maroko, merupakan penghormatan kepada para pahlawan yang telah berkorban dalam berbagai pertempuran dan konflik.

Kritik Sosial: Puisi ini juga mengandung elemen kritik sosial terhadap mereka yang bertanggung jawab atas penderitaan dan kehancuran. Kata-kata keras seperti "ampun" dan "neraka atas dunia" mencerminkan kemarahan terhadap ketidakadilan dan penindasan.

Panggilan untuk Tindakan: Puisi ini merupakan panggilan untuk bertindak dan mengambil bagian dalam perjuangan terhadap ketidakadilan. Barisan dan bendera dimaknai sebagai simbol kekuatan kolektif yang harus diarahkan menuju perdamaian yang adil dan kebahagiaan bagi semua rakyat.

Gagasan Sosialis: Dengan menyanyikan "bahagia sosialisme, bahagia dunia rakyat", puisi ini merujuk pada gagasan sosialis dan keadilan sosial sebagai solusi atas ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.

Puisi "Barisan dan Bendera" karya Adi Sidharta adalah sebuah panggilan untuk kebersamaan, keadilan, dan perjuangan dalam menghadapi ketidakadilan. Melalui penggambaran semangat perjuangan dan penghormatan kepada para pahlawan, puisi ini mengilhami pembaca untuk mengambil bagian dalam perjuangan demi perdamaian dan keadilan yang lebih baik bagi semua.

Puisi: Barisan dan Bendera
Puisi: Barisan dan Bendera
Karya: Adi Sidharta

Biodata Adi Sidharta:
  • Adi Sidharta (biasa disingkat A.S. Dharta) lahir pada tanggal 7 Maret 1924 di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 2007 (pada usia 82 tahun) di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.
  • Adi Sidharta memiliki banyak nama pena, antara lain Kelana Asmara, Klara Akustia, Yogaswara, Barmaraputra, Rodji, dan masih banyak lagi.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.