Yang Berpakaian
(Puitisasi terjemahan al-Qur’an Surah Al-Muddassir: ayat 1-56)
Wahai, kau yang berpakaian
Bangkitlah dan beri peringatan
Dan agungkan Tuhanmu
Dan sucikan pakaianmu
Lalu singkiri tor-kotoran
Dan jangan membagi kasih demi imbalan berlebih
Demi Tuhanmu tabahkan hatimu
Dan bila digaungkan sangkakala
Itulah saatnya hari nestapa
Bukan hari gampang bagi para pembangkang
Biarkan Aku urusi orang yang Kucipta sendiri
Kuberi dia berlimpah kekayaan
Dan anak-anak selalu ketungguan
Lalu Kusediakan kebutuhannya serba ruah
Namun masih juga ia kepingin tambah
Tentu saja ia takkan Kuberi
karena ia menentang ayat Kami
Ia bakal Kusiksa dengan dera yang menyusahkan
(Sebenarnya ia berfikir-fikir dan membuat keputusan)
Celaka dia! Betapa ia membuat keputusan!
Celaka lagi dia! Betapa ia membuat keputusan!
Kemudian ia pun melihat
Lalu merengut dan sengit menatap
Kemudian berpaling dan menyombongkan diri
Dan berkata: "Ini sihir warisan belaka
Ini hanyalah ucapan manusia."
Aku bakal campakkan dia ke dalam Saqar
(Dan tahukah kau apakah Saqar?)
Neraka yang tak meninggalkan sisa
Membuat apa pun tidak terlewat
Membakar hangus kulit manusia
Dijaga sembilanbelas malaikat
Dan malaikatlah yang Kami jadikan penjaga neraka — tiada lain
Jumlah mereka untuk menguji orang yang kafir — tiada lain
agar mereka yang menerima Al Kitab menjadi yakin
dan bertambah iman orang yang mukmin
agar penerima Al Kitab dan orang mukmin itu
tidak kan lagi ragu-ragu
Sedang orang yang mengidap penyakit di dalam kalbu
dan orang-orang kafir pada berseru:
"Apa maksud Allah dengan misal begitu?"
Begitulah Allah menyesatkan siapa
begitulah Allah membimbing siapa
yang dikehendaki-Nya
Dan tak ada siapa pun yang mengerti
tentara Tuhanmu selain Dia sendiri
Dan ini peringatan bagi manusia
— tiada lain
***
Wahai, ingatlah demi bulan
Demi malam tatkala bertolak
Dan subuh selagi semarak
Ini sungguh maha bencana
Peringatan bagi manusia
Bagi kalian, siapa yang ingin maju ke depan
atau ingin tetap ketinggalan
Setiap jiwa berpaut dengan hasil kerjanya
Kecuali orang-orang golongan kanan
Di kebun sorga mereka saling bertanya
Perihal para pendosa:
"Apa sebab kalian masuk neraka?"
Mereka pun menjawab:
"Kami dulu bukan orang-orang yang shalat
Dan tak pernah memberi makan kaum melarat
Dan kami suka berlibat omong
dengan para pembual kosong
Dan kami dustakan Hari Pengadilan
Hingga kami diregut kematian."
Maka bagi mereka tak ada manfaat
sepala syafaat juru syafaat
Jadi apa sebab mereka berpaling dari peringatan
Seakan-akan keledai yang ketakutan
Melarikan diri dari seekor singa?
Namun mereka masing-masing toh kepingin
menerima lembaran-lembaran yang terbuka
Sekali-kali tidak!
Mereka toh tak takut pada akhirat
Wahai, ini sungguh suatu peringatan!
Maka siapa suka, baiklah ingat
Dan mereka pun tiada peduli
kecuali bila Allah menghendaki
Ia sepantasnya dipatuhi
Ia sewajarnya mengampuni
Sumber: Horison (Juni, 1977)
Analisis Puisi:
Puisi "Yang Berpakaian" karya Mohammad Diponegoro adalah suatu karya yang sarat dengan pesan-pesan moral dan peringatan akan konsekuensi perbuatan manusia di akhirat. Puisi ini mengeksplorasi berbagai tema, seperti keberanian, kerendahan hati, dan keadilan.
Pesan Moral dan Peringatan: Puisi ini membawa pesan moral yang kuat, terutama dalam hal ketaatan terhadap Tuhan. Penekanannya pada kewajiban menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi dosa menyoroti pentingnya hidup sesuai dengan ajaran agama. Peringatan akan konsekuensi perbuatan di akhirat menjadi inti dari pesan moral dalam puisi ini.
Kontras Antara Orang-Orang Golongan Kanan dan Para Pendosa: Penyair menggunakan kontras antara orang-orang golongan kanan yang diberi tempat di kebun surga dan para pendosa yang menghadapi akhirat yang sulit. Perbandingan ini menciptakan sebuah peringatan bagi pembaca mengenai kepentingan menjalani hidup dengan kebenaran dan kebajikan.
Metafora Singa dan Keledai: Penggunaan metafora singa dan keledai menyampaikan pesan yang kuat tentang keberanian dan ketakutan di hadapan Tuhan. Orang-orang golongan kanan digambarkan sebagai mereka yang maju dengan keberanian dan tidak takut, sementara para pendosa diibaratkan sebagai keledai yang melarikan diri dari singa. Metafora ini menunjukkan pentingnya ketakwaan dan keteguhan hati di hadapan Tuhan.
Tafsir Alam dan Keberanian Menghadapi Akhirat: Penyair menggambarkan malam dan subuh sebagai momen penuh keberanian dan bencana. Ini menciptakan suasana dramatis yang melibatkan alam sebagai latar belakang peristiwa keagamaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keberanian dalam menjalani hidup dan menghadapi akhirat.
Pernyataan Keberanian dan Ketinggian Moral: Puisi ini memerintahkan untuk berdiri dan memberikan peringatan, agungkan Tuhan, sucikan pakaian, dan bersikap adil. Ini tidak hanya merupakan seruan kepada individu untuk menjalankan tugas agama mereka, tetapi juga menggambarkan keberanian dan ketinggian moral sebagai bagian dari kehidupan yang bermakna.
Wujud Penolakan terhadap Peringatan: Puisi menyoroti sikap manusia terhadap peringatan dan tuntutan keagamaan. Para pendosa digambarkan sebagai mereka yang mengabaikan dan memalingkan diri dari peringatan, seakan-akan mereka tidak takut pada akhirat. Hal ini menciptakan narasi tentang penolakan manusia terhadap ajaran agama.
Gaya Bahasa: Gaya bahasa yang digunakan seperti perumpamaan, metafora, dan tata bahasa yang indah memberikan kekuatan ekspresi pada setiap barisnya. Pemilihan kata yang tepat menciptakan nada serius dan mendalam, sesuai dengan tema peringatan dan moral.
Puisi "Yang Berpakaian" karya Mohammad Diponegoro adalah sebuah karya sastra yang membawa pesan moral dan peringatan tentang kehidupan dan akhirat. Puisi ini menggambarkan keberanian, ketaatan terhadap Tuhan, dan konsekuensi perbuatan manusia di dunia dan akhirat. Melalui bahasa yang indah dan tegas, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan menilai perbuatan mereka dengan perspektif moral dan agama.
Karya: Mohammad Diponegoro
Biodata Mohammad Diponegoro:
- Mohammad Diponegoro lahir di Yogyakarta, pada tanggal 28 Juni 1928.
- Mohammad Diponegoro meninggal dunia di Yogyakarta, pada tanggal 9 Mei 1982 (pada usia 53 tahun).