Demikian Saja Lewat
Demikian saja lewat matahari di cakrawala
sebelum lengkap terselenggara cuaca, seluruhnya
berangkat dari kaki langit meraih kaki penjuru
seberang sana. Dua sosok bayang menggelepar
terhuyung merayap-rayap sepanjang trotoir
terkembang gemetar jari-jemari di sepanjang tangannya
menggapai-gapai puncak gedung dan menara-menara kota
Sepasang tubuh yang tak bernama dihanguskan keletihan
dan terik matahari siang, terkapar ke bawah
sebuah tembok tua, kotor dan bau, rapuh dan berdebu
adalah mereka tubuh-tubuh yang kelewat sengsara
dalam siang di bakar duka dan panas hari yang garang
Rintih keluhnya tertelan ke dalam, tertelan
bising lalulintas jalanan. Tidak ada yang hirau
di kota dan sepanjang kaki lima tak ada tempat lagi
bagi rasa kasihan, simpati dan kemanusiaan
tidak pun sedikit perhatian, tidak juga ketika
sepasang bayang itu terkejang-kejang tanpa merintih lagi
kemudian diam selama-lamanya. Demikian saja
berangkat matahari meninggalkan kota yang sibuk
dengan kerja, hiruk pikuk deru dan kesibukan
demikian saja setiap yang lewat tak punya perhatian
Sampai Tuhan pun menurunkan bau-bau busuk, debu-debu
lalat-lalat yang berkerumun, dan ulat-ulat di dalam
Tidak seorang pun mendekat, dan sebelum segalanya lengkap
sebelum ada yang sempat tercatat sekonyong matahari
waktu dan peristiwa pun keburu lewat. Demikian saja.
(Aku sendiri mematung menahan sedan dan terdiam
Barangkali bayang yang kaku terbaring itu suatu saat
adalah juga diriku sendiri, nasib tak selalu baik hati
sebagai induk, kepada anak-anaknya sendiri).
Sumber: Horison (Agustus, 1974)
Karya: Ragil Suwarna Pragolapati
Biodata Ragil Suwarna Pragolapati:
- Ragil Suwarna Pragolapati lahir di Pati, pada tanggal 22 Januari 1948.
- Ragil Suwarna Pragolapati dinyatakan menghilang di Parangtritis, Yogyakarta, pada tanggal 15 Oktober 1990.
- Ragil Suwarna Pragolapati menghilang saat pergi bersemadi ke Gunung Semar. Dalam perjalanan pulang dari kaki Gunung Semar menuju Gua Langse (beliau berjalan di belakang murid-muridnya) tiba-tiba menghilang. Awalnya murid-muridnya menganggap hal tersebut sebagai kejadian biasa karena orang sakti lumrah bisa menghilang. Namun, setelah tiga hari tiga malam tidak kunjung pulang dan dicari ke mana-mana tidak diketemukan. Tidak jelas keberadaannya sampai sekarang, apakah beliau masih hidup atau sudah meninggal.
- Dikutip dari Leksikon Susastra Indonesia (2000), pada masa awal Orde Baru, Ragil Suwarna Pragolapati pernah ditahan tanpa proses pengadilan karena melakukan demonstrasi.
- Ragil Suwarna Pragolapati sering terlibat dalam aksi protes. Berikut beberapa aksi yang pernah diikuti: Menggugat Mashuri, S.H., Menteri PK, 1968. Memprotes Pemda Yogya, kasus Judi, 1968. Menggugat manipulasi dan korupsi, 1970-1971. Aksi memprotes Golkarisasi, 1970-1972. Memprotes Taman Mini Indonesia Indah (TMII), 1971-1972. Aksi menggugat SPP, 1971-1972. Aksi menolak televisi warna, 1971-1973. Aksi menolak komoditas Jepang, 1971-1974. Protes breidel pers 1977-1978.