Burung Dara Pagi Terbang
burung dara pagi terbang
pulang sarang rembang petang
tidur mendengkur tiada beban di mata
pada ketakpastian musim
burung dara pagi terbang
tiada cemas di mata
pada matahari yang tergelincir
tidur malam tanpa mimpi buruk
punyaku hanya gema
bernama luka dan kenangan
pagi berangkat kerja
sore tertegun, bintang di kamarku
mengganti angka-angka kalender.
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Burung Dara Pagi Terbang" karya Wiji Thukul adalah karya sastra yang menghadirkan gambaran alam dan kehidupan sehari-hari yang sederhana, namun memiliki makna yang dalam.
Harmoni dengan Alam: Puisi ini menggambarkan burung dara yang terbang di pagi hari dan pulang ke sarangnya di Rembang saat petang tiba. Gambaran ini menciptakan citra tentang kehidupan alami burung dara yang hidup sesuai dengan ritme alam. Thukul menunjukkan bahwa burung-burung ini tidak merasa cemas terhadap ketidakpastian musim atau waktu yang terus bergerak, yang mengilustrasikan ketenangan alam yang selaras dengan perubahan alamiah.
Kebebasan dan Ketenangan: Puisi ini menciptakan perasaan kebebasan dan ketenangan dalam kehidupan burung dara. Mereka tidur tanpa beban di mata, tanpa cemas dan tanpa mimpi buruk. Thukul menunjukkan perbandingan antara kehidupan burung dara yang tanpa kekhawatiran dengan kehidupan manusia yang sering kali penuh dengan luka dan kenangan.
Kontras dengan Kehidupan Manusia: Penyair membandingkan kehidupannya dengan burung dara. Burung dara hidup dalam harmoni dengan alam dan bebas dari stres yang sering dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kontras ini menggambarkan ketidakpuasan penyair terhadap kehidupan manusia yang dianggapnya lebih rumit dan penuh tekanan.
Pengorbanan dan Rutinitas Kehidupan Manusia: Penyair menggambarkan rutinitas harian manusia dengan mencatat pagi berangkat kerja dan sore yang tertegun. Ini menciptakan citra tentang kehidupan yang dijalani oleh banyak orang yang terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Bintang di kamarnya yang mengganti angka-angka kalender menunjukkan perasaan keterpautan pada waktu dan perasaan terkekang oleh kewajiban dan tanggung jawab.
Luka dan Kenangan: Penyair menyebutkan bahwa punyanya hanya gema berupa luka dan kenangan. Ini mengisyaratkan bahwa kehidupan manusia penuh dengan luka dan kenangan yang membekas, sementara burung dara hidup tanpa beban dan ketegangan yang sering dialami manusia.
Puisi "Burung Dara Pagi Terbang" adalah karya sastra yang menggambarkan perbandingan antara kehidupan alamiah burung dara yang bebas dan harmonis dengan kehidupan manusia yang diwarnai oleh rutinitas, kewajiban, dan stres. Thukul menggunakan puisi ini untuk merenungkan perbedaan dalam cara kita menghadapi kehidupan dan mempertanyakan apakah kita dapat belajar dari sederhananya kehidupan alam untuk mencapai ketenangan dan kebebasan yang sejati.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).