Balada Prisma
prisma di dalam cermin yang bercahaya
jangan ditatap lama-lama
nanti bisa gila
sebaiknya ketika bangun tidur
atau di setiap doa
tataplah matahari
lalu pejamkan mata
siapa pencipta alam semesta
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Balada Prisma" karya Wiji Thukul adalah sebuah ungkapan puitis yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang persepsi dan realitas, serta mempertanyakan hakikat keberadaan alam semesta. Puisi ini menyajikan pesan penting melalui gambaran prisma, cermin, dan matahari.
Kontras antara Prisma dan Matahari: Puisi ini memperkenalkan prisma yang bercahaya sebagai sesuatu yang tidak seharusnya ditatap lama-lama karena bisa menyebabkan kegilaan. Namun, pada bagian berikutnya, puisi menyarankan untuk memandang matahari saat bangun tidur atau dalam doa. Ini menggambarkan sebuah kontras antara prisma yang bercahaya dan matahari yang dipandang dengan penuh semangat.
Arti Kegilaan dan Pengetahuan: Pengarang menggunakan prisma sebagai simbol untuk menyatakan bahwa terlalu lama terpaku pada ilusi dan penampilan bisa mengganggu keseimbangan pikiran. Ketika seseorang "gila" dalam konteks ini, hal itu mungkin merujuk pada pengalaman kehilangan perspektif atau realitas. Sebaliknya, memandang matahari mengarahkan perhatian pada sumber cahaya sejati, yang memiliki makna yang lebih dalam.
Pertanyaan Filosofis: Pada akhir puisi, Wiji Thukul mengejutkan pembaca dengan pertanyaan yang mendalam: "siapa pencipta alam semesta?" Pertanyaan ini mengajak untuk merenung tentang hakikat keberadaan dan sumber segala sesuatu. Ini juga menunjukkan keinginan untuk mencari makna dalam kehidupan dan mendorong kita untuk merenungkan aspek spiritual.
Puisi "Balada Prisma" karya Wiji Thukul menantang pembaca untuk mempertimbangkan kontras antara pandangan permukaan dan kebenaran yang lebih dalam. Melalui simbol prisma dan matahari, puisi ini mengajak kita untuk menjauhkan diri dari ilusi dan mencari pengetahuan yang lebih mendalam. Dengan pertanyaan akhirnya, puisi ini mengajak kita untuk merenungkan aspek spiritual dan makna dalam kehidupan.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).