Wanita Laparku di Makassar
Catatan Perjalanan 1992
Sup iga sapi dan sepiring nasi
Menyantap kehidupan pedas
Di bawah rembulan pantai losari
Meja makan bergetar
digoyangkan taksi bawa geliat
Wanita mengejar bintang jatuh
di tanah seberang
Makassar menghitung
Jumlah makanan yang diganyang
Tangan selipkan uang dalam kutang
Wanita malam tusuk badik birahi
Muncrat darah pelaut
Basahi pusatnya cahaya lampu
Kamar tak lagi persegi
Menjadi bundar dibentuk temaram
Makassar menendang
hantam seluruh lubang pori-pori
Banjir keringat di mana-mana
Bergerak mencari muara penantian
Bersama wanita laparku
menunggu kapan gelombang paksa pulang
Purwokerto, 1997
Analisis Puisi:
Puisi "Wanita Laparku di Makassar" karya Bambang Set adalah sebuah karya yang memperlihatkan gambaran hidup di kota Makassar dengan sentuhan sensual dan metafora yang kuat. Puisi ini menggambarkan kehidupan malam di kota pelabuhan yang dikenal sebagai Makassar, serta menghadirkan gambaran tentang wanita-wanita lapar yang berada di sana.
Keindahan Kuliner Makassar: Puisi ini dimulai dengan mengingatkan kita pada kuliner khas Makassar, seperti Sup iga sapi dan sepiring nasi, yang menyimbolkan bagian penting dari kehidupan di kota ini. Hal ini mencerminkan sisi gastronomi dan kekayaan budaya kulinernya.
Kehidupan Malam di Makassar: Puisi ini juga menciptakan gambaran tentang kehidupan malam di Makassar dengan menyinggung rembulan yang menerangi pantai losari, dan wanita-wanita yang mengejar bintang jatuh di tanah seberang. Hal ini menunjukkan suasana kota yang hidup dan penuh dengan aktivitas di malam hari.
Wanita Lapar dan Kehidupan Malam: Puisi ini menampilkan gambaran tentang "wanita lapar" yang mencari nafkah dengan menjadi wanita malam. Mereka diwakili oleh metafora "tusuk badik birahi" dan "muncrat darah pelaut," yang mencerminkan bagian dari realitas keras kehidupan malam.
Gelombang Paksa Pulang: Puisi ini mengakhiri dengan sebuah baris yang menyiratkan bahwa ada semacam keharusan bagi para pelaut atau pengelana untuk kembali, seolah-olah ada gelombang yang mengajak mereka pulang. Hal ini menciptakan kesan tentang kehidupan yang penuh perjalanan dan rindu akan kampung halaman.
Bahasa dan Gaya Penulisan: Bambang Set menggunakan bahasa yang kaya dan metafora yang kuat dalam puisi ini. Metafora dan perumpamaan seperti "wanita laparku" dan "gelombang paksa pulang" memberikan dimensi dan makna lebih dalam pada puisi ini.
Dua Sisi Makassar: Puisi ini juga mencerminkan dua sisi Makassar - keindahan kuliner dan kehidupan malam yang kompleks. Puisi ini memberikan gambaran tentang dua realitas yang berdampingan dalam kota ini.
Puisi "Wanita Laparku di Makassar" adalah sebuah karya puisi yang menggambarkan kehidupan dan suasana di kota Makassar dengan bahasa yang kaya dan metafora yang kuat. Puisi ini menyoroti kehidupan malam dan kenyataan keras wanita-wanita yang mencari nafkah sebagai wanita malam di kota pelabuhan ini. Melalui gaya penulisannya yang menggugah, Bambang Set berhasil menciptakan gambaran yang kuat tentang Makassar dan wanita-wanita lapar yang ada di dalamnya.
Puisi: Wanita Laparku di Makassar
Karya: Bambang Set
Biodata Bambang Set:
- Bambang Set (lengkapnya Bambang Setiana) lahir di Purwokerto, pada tanggal 21 Juli 1952.
- Bambang Set meninggal dunia di Purwokerto, pada tanggal 18 Desember 2012.