Puisi: Terkenang Kekasih (Karya A. Damhoeri)

Puisi "Terkenang Kekasih" karya A. Damhoeri menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam terhadap sosok kekasih.
Terkenang Kekasih

Neng, kudengar lonceng berbunyi,
Di tengah malam ketika sunyi;
Dalam angkasa bunyi bergentar,
Beta mendengar sayu gemetar.

Mendengung bunyinya di mayapada,
Sampai menyusup hati sanubari;
Menembus jantung ke dalam dada,
Laksana jembia pahlawan bahaduri.

Kekasih — rasa terngiang-ngiang,
Mengeluh, menangis, menyadar untung;
Kepadanya saja pikiran melayang,
Sedang terbaring sebagai patung.

Aduhai, kekasihku, sendi susuran!
Beta nan sedang rindu di kalbu;
Lihatlah air mataku bercucuran,
Sebagai ketika dipujuk ibu.

Entah dimana gerangan kekasihku,
Nun, jauh di tanah seberang;
Marilah wahai, boleh kupangku,
Tetapi, ........ di mata kiranya terbayang.

Dihela tangan dihapus mata,
Melihat, menoleh, ke tengah kelam;
Sebuahpun ta'ada tampak yang nyata,
Hanyalah gelap sekitar 'alam.

Sumber: Panji Pustaka (1 Juni 1932)

Analisis Puisi:

Puisi "Terkenang Kekasih" karya A. Damhoeri adalah sebuah karya yang penuh dengan keindahan bahasa dan nuansa melankolis. Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam terhadap sosok kekasih.

Atmosfer Melankolis dan Romantis: Puisi ini segera membawa pembaca ke dalam atmosfer melankolis dengan menyampaikan gambaran malam yang sunyi dan kesepian. Bunyi lonceng di tengah malam menciptakan nuansa misterius dan meresapkan keheningan yang mendalam. Penggunaan bahasa yang romantis, seperti "Dalam angkasa bunyi bergentar" dan "Mendengung bunyinya di mayapada," menambahkan dimensi emosional dan romantisme pada puisi.

Metafora dan Simbolisme: Penyair menggunakan metafora dan simbolisme yang kaya untuk menyampaikan perasaan cinta dan kehilangan. Misalnya, bunyi lonceng dianggap sebagai sesuatu yang dapat menembus jantung dan menyusup ke dalam hati. Jembia pahlawan bahaduri menjadi gambaran kuat tentang intensitas perasaan cinta yang begitu mendalam dan berani.

Rasa Kehilangan dan Rindu: Puisi ini menciptakan gambaran tentang rasa kehilangan dan rindu yang begitu kuat. Penyair menyampaikan bagaimana kekasih menjadi sentral dalam pikiran dan perasaannya, bahkan ketika terbaring seperti patung. Ada sentuhan penyair yang menciptakan keterhubungan batin yang mendalam dengan kekasihnya.

Ekspresi Emosi yang Kuat: Bahasa puisi ini memancarkan ekspresi emosi yang sangat kuat, terutama dalam penggunaan kata-kata seperti "menangis," "rindu," dan "sedang terbaring sebagai patung." Ekspresi emosional ini menghadirkan gambaran tentang perjuangan dan kesedihan yang dirasakan oleh penyair.

Pertanyaan dan Ketidakpastian: Puisi ini mengandung pertanyaan dan ketidakpastian mengenai keberadaan kekasih. Penyair merenung di mana kekasihnya berada, memberikan nuansa kebingungan dan kegelisahan. Kata-kata "tetapi, ........ di mata kiranya terbayang" menciptakan ketidakpastian yang menambah misteri pada puisi.

Gelapnya Alam sebagai Metafora Kehampaan: Puisi ini diakhiri dengan gambaran gelap sekitar 'alam, menciptakan metafora tentang kehampaan dan kehilangan. Gelapnya alam menjadi gambaran visual dari ketidakjelasan dan kebingungan yang dialami oleh penyair.

Puisi "Terkenang Kekasih" adalah sebuah puisi yang merenungkan kehilangan dan kerinduan dengan gaya bahasa yang indah dan mendalam. Dengan penggunaan metafora, simbolisme, dan ekspresi emosional yang kuat, penyair berhasil mengekspresikan perasaan yang kompleks terhadap kekasih yang hilang. Puisi ini menawarkan pengalaman emosional yang mendalam kepada pembaca, mendorong mereka untuk merenungkan kekuatan dan kompleksitas cinta serta kerinduan.

Puisi: Terkenang Kekasih
Puisi: Terkenang Kekasih
Karya: A. Damhoeri

Biodata A. Damhoeri:
  • A. Damhoeri (atau Ahmad Damhoeri) lahir di Batu Payung, Payakumbuh, Sumatra Barat, pada tanggal 31 Agustus 1915.
  • A. Damhoeri meninggal dunia di Jorong Lurah Bukik, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, pada tanggal 6 Oktober 2000 (pada usia 85 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.