Puisi: Surau Kami (Karya Rifa'i Ali)

Puisi "Surau Kami" menggambarkan keindahan, ketenangan, dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari di sebuah surau di tengah-tengah kota.
Surau Kami

Betul di jantung kesibukan dagang,
Di Java Street, Kuala Lumpur,
Di ujung delta Sungei Klang,
Berdiri mesjid permai teratur.

Ketiga kubatnya besar hitam,
Menara ramping bentukan India,
Di tengah pelataran kolam pualam,
Semuanya bersih putih mulia.

Rumput berkeliling dipangkas rendah,
Ditudungi berpuluh batang kelapa,
Walau panas menghawa timah,
Ini desa di tengah kota.

Awak letih tersandar ke tiang,
Angin datang bagai merayap,
Ditambah nyanyian Sungei Klang,
Timbullah kantuk, menguap-nguap.

Surau buruk di kampung kami,
Atap ijuk, papannya jarang;
Siapa lalu tak usah permisi
Tidur di situ malam dan siang.

Sumber: Kata Hati (1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Surau Kami" karya Rifa'i Ali adalah sebuah penggambaran yang indah tentang kehidupan di tengah-tengah kesibukan kota Kuala Lumpur, di mana sebuah surau menjadi pusat ketenangan dan kebersamaan bagi penduduk setempat. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna, penyair berhasil mengekspresikan nilai-nilai kebersamaan, ketenangan, dan rasa hormat terhadap tempat ibadah.

Deskripsi Lokasi Surau: Penyair menggambarkan surau tersebut terletak di tengah-tengah kesibukan dagang di Java Street, Kuala Lumpur, di tepi delta Sungei Klang. Gambaran lokasi ini menciptakan kontras antara keramaian kota dengan ketenangan tempat ibadah.

Keindahan Arsitektur: Penyair menjelaskan dengan indah struktur fisik surau tersebut, mulai dari ketiga kubahnya yang besar dan hitam, menara ramping dengan gaya India, hingga pelataran kolam pualam yang bersih dan putih. Deskripsi ini menciptakan gambaran tentang keindahan dan kemuliaan tempat ibadah tersebut.

Lingkungan Surau: Penyair juga menggambarkan lingkungan sekitar surau, dengan rumput yang dipangkas rapi, kelapa yang meneduhkan, dan suasana desa di tengah kota yang panas. Ini menggambarkan suasana yang menenangkan dan alamiah di sekitar tempat ibadah tersebut.

Atmosfer Kehidupan: Puisi ini juga menciptakan gambaran tentang kehidupan sehari-hari di surau, di mana orang-orang letih datang dan bersandar di tiang, angin berhembus menyegarkan, dan suara Sungei Klang mengiringi. Atmosfer ini menciptakan suasana yang mengundang kantuk dan ketenangan.

Kesederhanaan dan Kebersamaan: Meskipun surau tersebut sederhana, dengan atap ijuk dan papannya yang jarang, namun menjadi tempat berlindung bagi siapa pun yang lewat, tanpa perlu izin. Ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, keramahan, dan kedermawanan dalam masyarakat.

Puisi "Surau Kami" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan keindahan, ketenangan, dan kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari di sebuah surau di tengah-tengah kota. Dengan bahasa yang sederhana namun padat makna, penyair berhasil mengekspresikan rasa hormat dan kebersamaan dalam kehidupan beragama dan sosial masyarakat setempat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan yang sederhana namun bernilai tinggi, seperti kebersamaan, keramahan, dan ketenangan dalam beribadah.

Puisi: Surau Kami
Puisi: Surau Kami
Karya: Rifa'i Ali

Biodata Rifa'i Ali:
  • Rifa'i Ali lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada tanggal 24 April 1909.
  • Rifa'i Ali adalah salah satu Sastrawan Angkatan Pujangga Baru.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.