Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Sama Rasa dan Sama Rata (Karya Marco Kartodikromo)

Puisi "Sama Rasa dan Sama Rata" karya Marco Kartodikromo membawa pembaca ke dalam pengalaman pribadinya di dalam penjara, serta menyampaikan ...
Sama Rasa dan Sama Rata

Syair inilah dari penjara,
Waktu kami baru dihukumnya,
Di-Weltevreden tempat tinggalnya,
Dua belas bulan punya lama,

Ini bukan syair Indie Weerbaar,
Syair mana yang bisa mengantar,
Dalam bui yang tidak sebentar,
Membikin hatinya orang gentar,

Kami bersyair bukan kroncongan,
Seperti si orang pelancongan,
Mondar mandir kebingungan,
Yaitu pemuda Semarangan,

Dulu kita suka kroncongan,
Tetapi sekarang suka terbangan,
Dalam S.I. Semarang yang aman,
Bergerak keras ebeng-ebengan.

Ini syair nama; "SAMA RASA"
"Dan Sama Rata" itulah nyata,
Tapi bukan syair bangsanya,
Yang menghela kami di penjara.

Di dalam penjara tidak enak,
Tercere dengan istri dan anak,
Kumpul maling dan perampok banyak,
Seperti bangsanya si pengampak.

Tapi dia juga bangsa orang,
Seperti manusia yang memegang,
Kuasa dan harta benda orang,
Dengan berlaku yang tidak terang.

Ada perampok alur dan kasar,
Juga perampok kecil dan besar,
Bertopeng beschaving dan terpelajar,
Dengan berlaku yang tidak terang.

Dia itulah sama perampoknya,
Minta orang dengan laku paksa,
Tidak mengingat kebangsaannya,
Bangsa manusia di dunia.

Hal ini baik kami kuncikan,
Lain hal yang kami bicarakan,
Perkara yang mesti difahamkan,
Dan akhirnya kita melakukan.

Banyak orang yang mengetahui,
Dua kali kami kena duri,
Artikel wetboek yang menakuti,
Juga panasnya seperti api.

Kakik kami sudah sama lukak,
Kena duri yang kuinjak-injak,
Juga palang-palang yang kudupak,
Sudah ada sedikit terbukak.

Haraplah saudaraku ditendang,
Semua barang yang malang-malang,
Supaya kita berjalan senang,
Ke tempat kita yang amat terang.

Buat sebentar kami berhenti,
Di jalan perempat tempat kami,
Merasakan kecapaian diri,
Sambil melihati jalan ini.

Jangan takut kami putus asa,
Merasakan kotoran dunia,
Seperti anak yang belum usia,
Dan belum bangun dari tidurnya.

Kami sampe di jalan perempat,
Kami berjalan terlalu cepat,
Temen kita yang berjalan lambat,
Ketinggal masih jauh amat.

Kami berniat berjalan terus,
Tetapi kami berasa aus,
Adapun pengharapan ta’ putus,
Kalu perlu boleh sampe mampus.

Jalan yang kutuju amat panas,
Banyak duri pun anginnya keras,
Tali-tali mesti kami tatas,
Palang-palang juga kami papas,

Supaya jalannya SAMA RATA,
Yang berjalan pun SAMA me-RASA,
Enak dan senang bersama-sama,
Ya’tu: "SAMA RASA, SAMA RATA."

Sumber: Sinar Jawa (Rabu, 10 April 1918)

Analisis Puisi:

Puisi "Sama Rasa dan Sama Rata" karya Marco Kartodikromo adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman seorang penyair yang mengalami penahanan di penjara. Melalui puisi ini, penyair membawa pembaca ke dalam pengalaman pribadinya di dalam penjara, serta menyampaikan pemikiran-pemikiran yang relevan tentang keadilan, kebebasan, dan persamaan di dalam masyarakat.

Tema Utama

  • Keadilan dan Kebenaran: Puisi ini menyoroti isu keadilan dan kebenaran, terutama dalam konteks hukum dan perlakuan terhadap penyair dan sesama narapidana di dalam penjara. Penyair menyampaikan pesan tentang pentingnya keadilan yang sejati dan perlakuan yang setara bagi semua individu, tanpa memandang status atau latar belakang.
  • Persamaan dan Solidaritas: Tema persamaan dan solidaritas muncul kuat dalam puisi ini. Penyair menekankan pentingnya persatuan dan kebersamaan di antara sesama narapidana, meskipun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Konsep "Sama Rasa dan Sama Rata" mencerminkan semangat persatuan dan kesetaraan yang diharapkan di dalam masyarakat.

Gaya Bahasa

  • Metafora dan Personifikasi: Penyair menggunakan metafora yang kuat, seperti "memakan sepiku" untuk menggambarkan perasaan kesepian dan kehampaan di dalam penjara. Personifikasi waktu dan konsep-konsep seperti "Detik", "Menit", dan "Jam" juga memberikan dimensi baru pada puisi ini, memperkaya pengalaman pembaca.
  • Bahasa Sederhana dan Langsung: Penggunaan bahasa sederhana dan langsung memperkuat kesan kejujuran dan keterbukaan dalam penyampaian pesan puisi. Hal ini membuat puisi lebih mudah dipahami dan mengundang pembaca untuk merenungkan maknanya dengan lebih mendalam.
Puisi "Sama Rasa dan Sama Rata" adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman kehidupan di dalam penjara dan menyampaikan pesan tentang keadilan, persamaan, dan solidaritas di dalam masyarakat. Penyair dengan jelas menyampaikan pemikirannya tentang perlakuan yang adil bagi semua individu, serta pentingnya persatuan dan kesetaraan di dalam masyarakat. Melalui bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari kehidupan bermasyarakat.

Puisi: Sama Rasa dan Sama Rata
Puisi: Sama Rasa dan Sama Rata
Karya: Marco Kartodikromo

Biodata Marco Kartodikromo:
  • Marco Kartodikromo lahir di Cepu, Blora, pada tahun 1890.
  • Marco Kartodikromo meninggal dunia di Boven Digul, Papua, 18 Maret 1932.
© Sepenuhnya. All rights reserved.