Kendiri
Tidak sebuah, satupun tidak,
Yang boleh kuambil menjadi suri,
Hanya jika sukma berkehendak,
Aku merayau seorang diri.
Kulagukan rubai berapa kudapat,
Indah, merdunya aku 'ndak tahu,
Tetapi kusangka tidak sebabat,
Dengan gentaran gerak sukmaku.
Serak dan ta' berarti membuat bising,
Tembangan direstu bisikan jiwaku,
O, aku cuma kendiri hening,
Mencoba menyanyikan alur nasibku.
Dengan nyanyian nan serak bunyi,
Kucoba menghiburkan hati bercinta,
Di malam kelam sepi dan sunyi.
Lagu berderai keluar semata.
Aku ta' malu, aku ta' bosan.
Merenaikan lagu demikian — demikian,
Dari gentaran jiwa yang resah,
Aku kendiri — Itu 'kan jadi pedoman.
Entah laguku ada dini,
Didengar barang sejenak laiu.
Aku 'ndak tahu, ta' kuingat,
Tetapi kulagukan dengan ta' malu ....
Sumber: Pujangga Baru (Juni, 1934)
Analisis Puisi:
Puisi "Kendiri" karya A. Damhoeri adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kesendirian, kemandirian, dan ekspresi diri individu.
Judul Puisi: Judul "Kendiri" secara langsung menggambarkan tema sentral dari puisi ini, yaitu kesendirian dan eksistensi individu yang berdiri sendiri.
Gaya Bahasa: Puisi ini ditulis dengan gaya bahasa yang sederhana, tetapi penuh dengan makna dan perasaan yang mendalam. Penggunaan kata-kata seperti "merayau," "rubai," dan "gentaran" memberikan nuansa kesejukan dan introspeksi.
Kesendirian: Puisi ini menggambarkan seorang individu yang merasa sendirian dalam pengalaman hidupnya. Kendiri atau kesendirian ini tidak hanya fisik, tetapi juga emosional, yang tercermin dalam penggunaan kata-kata seperti "aku ta' malu" dan "gentaran jiwa yang resah."
Ekspresi Diri: Penyair mencoba untuk mengungkapkan dirinya sendiri melalui musik atau nyanyian. Lagu yang ia ciptakan mungkin bukanlah yang paling indah atau melodi yang sempurna, tetapi itu adalah ekspresi yang tulus dari dirinya sendiri.
Kemandirian: Puisi ini menekankan pentingnya kemandirian dalam mengekspresikan diri. Penyair tidak bergantung pada pandangan atau persetujuan orang lain. Ia mengejar kreativitas dan ekspresi pribadinya tanpa rasa malu.
Penafsiran Bebas: Puisi ini memberikan ruang bagi berbagai penafsiran. Ada ungkapan perasaan yang mendalam, tetapi tidak ada penjelasan yang eksplisit tentang apa yang menyebabkan kesendirian atau bagaimana individu ini merasa tentangnya.
Eksistensialisme: Puisi ini dapat dikaitkan dengan tema eksistensialisme, di mana individu dilihat sebagai entitas yang menciptakan makna dalam hidupnya sendiri melalui tindakan dan pengalaman pribadinya.
Puisi "Kendiri" karya A. Damhoeri adalah karya yang merenungkan tentang kesendirian, kemandirian, dan ekspresi diri. Puisi ini menggambarkan perasaan individu yang merenungkan hidupnya sendiri dan mencari makna dalam pengalaman eksistensinya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya kemandirian dan ekspresi pribadi dalam perjalanan hidup.
Puisi: Kendiri
Karya: A. Damhoeri
Biodata A. Damhoeri:
- A. Damhoeri (atau Ahmad Damhoeri) lahir di Batu Payung, Payakumbuh, Sumatra Barat, pada tanggal 31 Agustus 1915.
- A. Damhoeri meninggal dunia di Jorong Lurah Bukik, Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, pada tanggal 6 Oktober 2000 (pada usia 85 tahun).