Puisi: Di Pasir Mandi Buih Pelabuan Ratu (Karya Darman Moenir)

Puisi "Di Pasir Mandi Buih Pelabuhan Ratu" karya Darman Moenir mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kesatuan dengan alam dan pencarian akan ...
Di Pasir Mandi Buih Pelabuan Ratu

di pelabuhan ratu
laut pun menderu
ketika kerdip mata-Mu
makin menyendu

sayup-sayup aku dengar
tidak ada sesuatu apa
tetapi hati ini mendebar
Engkau selalu menyapa?

di pasir yang mandi buih itu
di ombak yang pecah bunyi itu
aku seperti menemui diriku
Akan tetapi, di mana mu-Mu?

Labuan Ratu, Januari 1975

Sumber: Horison (Maret, 1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Pasir Mandi Buih Pelabuhan Ratu" karya Darman Moenir adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana alam dan kehadiran spiritual. Dengan menggunakan gambaran alam seperti laut, pasir, dan ombak, puisi ini membangkitkan nuansa introspeksi dan kehadiran yang misterius.

Tema Sentral

  • Kehadiran Spiritual: Puisi ini menciptakan suasana kehadiran spiritual yang kuat melalui penggambaran alam yang indah namun juga misterius. "Ketika kerdip mata-Mu makin menyendu" mengisyaratkan pada kehadiran yang transenden atau ilahi yang mempengaruhi suasana alam.
  • Introspeksi dan Pencarian Diri: Penyair melakukan introspeksi dan pencarian diri di tengah keindahan alam yang menggetarkan. Puisi ini mencerminkan kerinduan untuk menemukan makna dan tujuan yang lebih dalam dalam keheningan dan keindahan alam Pelabuhan Ratu.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Imaji Alam: Puisi ini menggunakan imaji alam yang kaya untuk menggambarkan keindahan dan kekuatan alam. "Laut pun menderu", "di pasir yang mandi buih itu", dan "di ombak yang pecah bunyi itu" adalah contoh penggunaan gambaran alam yang kuat untuk membangun atmosfer puisi.
  • Suaranya yang Kontemplatif: Suara puisi ini kontemplatif dan mendalam. Dengan pertanyaan retoris seperti "Engkau selalu menyapa?", puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kehadiran spiritual atau kekuatan yang lebih besar di dalam kehidupan.

Interpretasi dan Makna

  • Kesatuan dengan Alam: Puisi ini menyampaikan pesan tentang kesatuan penyair dengan alam. "Aku seperti menemui diriku" mencerminkan momen kesatuan spiritual di mana penyair merasa terhubung dengan kebesaran alam dan pencarian akan kehadiran yang lebih dalam.
  • Pertanyaan tentang Kehadiran Ilahi: Melalui pertanyaan-pertanyaan retoris dan gambaran alam yang kuat, puisi ini mengajukan pertanyaan tentang kehadiran ilahi atau spiritual yang mungkin melingkupi kehidupan manusia, terutama di tengah keindahan alam yang memukau.
Puisi "Di Pasir Mandi Buih Pelabuhan Ratu" karya Darman Moenir adalah sebuah perenungan tentang keindahan alam, kehadiran spiritual, dan pencarian diri. Dengan menggunakan bahasa yang padat dan gambaran alam yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kesatuan dengan alam dan pencarian akan makna yang lebih dalam di dalam kehidupan. Melalui nuansa kontemplatif dan imaji yang indah, puisi ini berhasil menciptakan atmosfer yang memukau dan mendalam bagi pembaca untuk mengeksplorasi tema-tema spiritual dan eksistensial.

Puisi: Di Pasir Mandi Buih Pelabuan Ratu
Puisi: Di Pasir Mandi Buih Pelabuan Ratu
Karya: Darman Moenir

Biodata Darman Moenir:
  • Darman Moenir (dieja Darman Munir) lahir di Sawah Tangah, Pariangan, Tanah Datar, Sumatra Barat, pada tanggal 27 Juli 1952.
  • Darman Moenir meninggal dunia di Kota Padang, Sumatra Barat, pada tanggal 30 Juli 2019 (pada usia 67 tahun).
  • Darman Moenir adalah salah satu sastrawan angkatan 1980-1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.