Puisi: Akhirat dalam Dunia (Karya Rifa'i Ali)

Puisi "Akhirat dalam Dunia" menggambarkan bagaimana kehidupan dunia bisa menjadi arena untuk meraih kebahagiaan di akhirat melalui niat dan kesadaran.
Akhirat dalam Dunia

Kalau saya mencari rasul,
Kucari rasul insan biasa,
Agar beliau dapat kususul
Dengan hidup seperti biasa.

Saya bertemu dengan Muhammad,
Yang memandang ibadat, tiap laku,
Segala tanda gerak hayat
Dengan syarat ada satu:

Ialah niat, kesadaran hati,
Bahwa sesuatu perbuatan
Dilakukan dengan mengerti
Bahwa ia disukai Tuhan.

Muhammad nabiku, sudahlah tepat,
Meneladannya genap bahagia
Sebab di dalam menuju akhirat
Aku hidup di pusat dunia:

Dari mandi bergosok gigi,
Bersisir berharum badan,
Sampai bercinta dengan istri,
Terhitung semua jadi amalan.

Sejak pencangkulan tanah di gunung,
Yang berpanas di sawah ladang
Hingga ke bankir di dalam gedung,
Terpandang mujahid yang berjuang.

Mulai dari mengadu suara
Mempertahankan hak beras sebutir
Sampai mempersilatkan ilmu negara
Membela kehormatan tanah air .............

Semua hidup dan mati
Asal lillah di dalam niat,
Semuanya menjadi bakti
Menurut ajaran rasul Muhammad.

Kalau saya mencari rasul
Kucari rasul insan biasa,
Agar beliau dapat kususul
Dengan hidup seperti biasa.

Sumber: Kata Hati (1941)

Analisis Puisi:

Puisi "Akhirat dalam Dunia" karya Rifa'i Ali menawarkan sebuah pandangan mendalam tentang bagaimana kehidupan sehari-hari bisa menjadi bentuk ibadah dan bagaimana mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW bisa menghubungkan kehidupan dunia dengan akhirat.

Tema Utama

  • Hubungan antara Dunia dan Akhirat: Tema utama dari puisi ini adalah hubungan antara kehidupan dunia dan akhirat. Rifa’i Ali mengemukakan pandangan bahwa kehidupan sehari-hari, ketika dilakukan dengan niat yang benar dan kesadaran hati, dapat menjadi amalan yang diterima oleh Tuhan. Ini mencerminkan konsep bahwa segala aktivitas, dari yang rutin hingga yang besar, dapat berfungsi sebagai ibadah jika dilaksanakan dengan niat yang tulus.
  • Teladan Nabi Muhammad SAW: Puisi ini juga menekankan pentingnya mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW. Dalam puisi ini, penulis mencari rasul dalam bentuk insan biasa yang dapat diteladani. Melalui tindakan sehari-hari, seperti mandi, bersisir, dan bekerja, penulis menunjukkan bagaimana cara hidup Nabi Muhammad yang sederhana dan penuh kesadaran dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan.
  • Kesadaran dan Niat dalam Beramal: Kesadaran dan niat merupakan elemen penting dalam puisi ini. Penulis menekankan bahwa segala perbuatan, jika dilakukan dengan niat yang benar dan kesadaran hati, menjadi bentuk amal yang diterima oleh Tuhan. Ini menunjukkan bahwa kualitas dari perbuatan lebih penting daripada bentuk perbuatannya.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Bahasa yang Sederhana dan Reflektif: Rifa’i Ali menggunakan bahasa yang sederhana dan reflektif untuk menyampaikan pesan puisi ini. Bahasa yang digunakan tidak terlalu formal, namun sangat efektif dalam menyampaikan ide-ide mendalam tentang hubungan antara dunia dan akhirat. Penggunaan bahasa sehari-hari membuat puisi ini mudah dipahami dan dekat dengan pembaca.
  • Imaji dan Simbolisme: Puisi ini kaya akan imaji dan simbolisme yang mengaitkan kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai agama. Contohnya, aktivitas rutin seperti mandi, bersisir, dan bercinta dengan istri dihubungkan dengan ibadah, yang menunjukkan bahwa segala aktivitas dapat menjadi bentuk amal jika dilakukan dengan niat yang benar.
  • Struktur Berulang: Struktur puisi ini menggunakan pengulangan frasa "Kalau saya mencari rasul" untuk menekankan keinginan penulis dalam menemukan teladan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Pengulangan ini memberikan penekanan pada pentingnya meneladani Nabi Muhammad dan bagaimana setiap tindakan sehari-hari dapat dihubungkan dengan ajaran agama.

Makna dan Refleksi

Puisi "Akhirat dalam Dunia" menggambarkan bagaimana kehidupan dunia bisa menjadi arena untuk meraih kebahagiaan di akhirat melalui niat dan kesadaran. Rifa’i Ali menyampaikan bahwa mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dan melakukan setiap aktivitas dengan niat yang tulus adalah cara untuk menghubungkan kehidupan sehari-hari dengan tujuan akhirat.

Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa segala perbuatan, besar atau kecil, dapat menjadi bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan kesadaran hati. Dengan meneladani Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat menjadikan setiap tindakan sebagai bentuk amal yang diterima oleh Tuhan.

Puisi "Akhirat dalam Dunia" karya Rifa’i Ali adalah refleksi mendalam tentang bagaimana kehidupan sehari-hari dapat menjadi bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar dan kesadaran hati. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, serta menghubungkan aktivitas sehari-hari dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, puisi ini menyampaikan pesan penting tentang hubungan antara dunia dan akhirat. Rifa’i Ali berhasil menyampaikan pesan ini dengan cara yang reflektif dan memotivasi, mengajak pembaca untuk menerapkan nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Puisi: Akhirat dalam Dunia
Puisi: Akhirat dalam Dunia
Karya: Rifa'i Ali

Biodata Rifa'i Ali:
  • Rifa'i Ali lahir di Padang Panjang, Sumatra Barat, pada tanggal 24 April 1909.
  • Rifa'i Ali adalah salah satu Sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.