Puisi: Waktu Diam di Situ (Karya Tri Astoto Kodarie)

Puisi: Waktu Diam di Situ Karya: Tri Astoto Kodarie
Waktu Diam di Situ


Memunguti ketiadaan dalam diam serupa pamit
dari detik mengamati gerakan jarum meninggalkan
angka-angka menuju sunyi yang tak berujung

Sementara masih ada sisa suara yang dihempas jarum
detak berulang menyusupi ruang
seperti angin menggiring ombak menuju pantai

Waktu terasa diam saja tak berulang atau kembali
kapan bisa menjadi sepasang kuda yang berlari
memacu nafas di padang sabana meski tak harus bercinta

Tak senyata ada usia menjadi beban
membiarkannya diam tergolek pasrah
telentang memimpikan sunyi di sprei yang kusut

Malam pun menjadi terasa ganjil tanpa gerak
seperti tak tahu harus merawat ingatan
atau mungkin saja ikut menggenapi menjadi doa

Betapa letihnya untuk sekedar tahu dari waktu
menuju angka-angka yang merajut hari
di luar, semesta sedang memainkan musim

Begitulah selalu tak ada jawaban dari rahasia waktu
sedangkan usia selalu ingin dicatat dan dirayakan
sementara getar di dada meminta segera dibawa pulang.

Parepare, 2020

Puisi: Waktu Diam di Situ
Puisi: Waktu Diam di Situ
Karya: Tri Astoto Kodarie

Biodata Tri Astoto Kodarie:
  • Tri Astoto Kodarie lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Maret 1961.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Lagu Cemaradesir cemara melambaipada sebuah soreketika gerimis riwisterusir angin tropisdesir cemara berayunpada cuaca dinginketika gerimis kerapdan udara mengendapdesir cemara mel…
  • Suatu Saatsuatu saat lenganmu yang pernah melingkar di bahukuberalih rupa menjadi ular yang mematuk urat leherkumungkin saat aku tergoda oleh bau anggur di mulutmuatau ketika gerim…
  • Mengenang Abdul Karim Husainapakah yang tertinggalkecuali potret-potret lamadi album kelabu?hanya kenangan fanahanya puisi-puisi tak selesainovel-novel tak terbitkitab-kitab kuning…
  • Malam Terasa Sebentarmalam terasa sebentarpada gerimis desemberdi purbalingga nan basahketika bayangku di trotoar jatuhmalam terasa sejenak enam lima cahaya berpendarbagaikan …
  • Besakihpagi pun bangkit di besakihbersama denting gentadoa dan asap dupadi balik gunung agungraksasa kala menjaga alam semestanamun di manakah korban sucimu?2021Puisi: Besakih…
  • Katabenarkah ini hanya mimpiketika kupeluk hangat tubuhmu?kau taktahu, takpernah tahukata, kata, dan kata, tanpa artisekian tahun kita terikatprosa yang samar, penuh misterisekian …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.