Usai Pertemuan
setiap kulangkahkan kaki, selalu saja bersua wajahmu
lembut dan kini sudah menua
rambut memutih, sorot mata dan suaramu
melayari petikan kecapi cinta kita
tak percuma kuhitung waktu
di musim yang tak menentu
setiap kulangkahkan kaki, selalu saja bersua
rumahmu dengan teras dan kursi-kursi tua selalu saja menawarkan
kerinduan pada angin
tapi telah kubawa nisan untuk tidur di rumah dingin.