Tebesaya, Gadis Berputih Kebaya
— “di tebesaya,
aku gadis berputih-kebaya. telinga
berselip bunga kamboja, yang putik-sarinya
dapat kau lihat ranum di mataku.” —
tetapi, di tebesaya,
aku hanya lelaki-tualang dan kau berkebaya
ketat bersulam bunga mawar sehalus kulitmu
dengan songket hijau-merak melilit pinggulmu.
depan kedai tarot, saat aku
melintas lewat, kau sodorkan sebuah kartu.
“page of swords!” katamu.
aku tergagap bingung, kau tersenyum senang.
tahu apa aku
tentang kartu tarot? aku bahkan tak mampu
bedakan, gambar penyihir dengan penyair. lagi
pula, tak akan ada ramalan menarik dari
nasibku.
di tebesaya,
aku terkesima pura
kecil tepi persawahan, lengkung penjor,
uap harum dupa sesajen, suara dekur tekukur
dari rimbun dahan beringin.
tetapi sungguh,
wahai gadis berputih-kebaya,
tak akan ada ramalan menarik dari nasibku.
bahkan hingga sejauh tebesaya,
selain putik-sari yang ranum di matamu,
aku masih saja pendatang asing bagi jiwaku.
Ubud-Makassar, 2004-2008
Catatan:
Page of swords, simbol dalam kartu tarot yang mengacu ke anak muda (perempuan-lelaki) terpelajar.