Selok Awar-awar
- Salim Kancil
Maut itu hanya akan ditebus dengan
sebuah percakapan hangat di penjara
sebuah menu makan malam yang tak lengkap
tapi menggairahkan –
lalu kau akan menjelma lelaki pembawa pasir
yang mampu mengubah seluruh mimpi buruk
menjadi ribuan kebahagiaan
dan sekali menuju mata para pemborgol
sebuah jabat tangan mesra dan tepukan isyarat
akan membengkokkan seluruh besi jeruji
lalu sebuah kamar akan segera menjelma kotak sulapan
dan sungai di Selok Awar-awar akan mengalir kembali
truk-truk pengangkut pasir tentu tak akan lewat lagi
dan orang-orang akan sediam kuntul di sawah
tapi anak-anak di sekolah TK itu
akan terus menggambar
sebuah bayangan yang menakutkan
seorang lelaki dengan kepala berdarah
seorang lelaki dengan tangan yang patah
seorang lelaki dengan lambung yang bocor
mereka akan menggambar
dengan banyak warna merah
lalu suara-suara di rumahmu
akan ngungun kembali
selepas tahlil
tujuh hari menuju puncak sepi
istri dan anakmu sibuk mematri hati yang rombeng
dan seseorang dari arah penjara
berteriak persis iklan televisi
“Membosankan!”
dengan tangan bagai menarik pelatuk
ke arah kuburmu
ke arah ngungun istri dan anakmu