Puisi: Prolog Diri (Karya Herwan FR)

Puisi: Prolog Diri Karya: Herwan FR
Prolog Diri


Apalah kiranya yang pantas aku ucapkan.
Kealfaan telah membeton seluruh urat syarafku.
Juga sendiriku seperti ini - tak mampu menentramkan
denyut nadi. Barangkali hanya mampu berjanji: menghadap
dan membuka alas kakiku, - mengusap seluruh muka
dengan percikan air itu. Membersihkan kembali
tangan-tanganku, - hatiku akan kukerat hingga terluka -
Kesengsaraan akan kureguk sebagai karunia. Akan
kuperbankan kembali kain pertobatanku pada tubuh
tersayat. Seperti Adam terisak di belantara bumi.
Suaramu membekas dalam gendang telinga - hingga pecah
menjadi serakan-serakan tangis. Selalu kucerminkan
wajahku pada sungaimu. Aku rendamkan pula seluruh
telapak kaki dalam riak yang menjelma hisapan-hisapan
dosa. Di sinilah aku rasakan betapa batu-batu
mendenyutkan darahku, urat-urat leherku, hingga mampu
menggetarkan cekat lidahku. Di sini - di sungaimu ini -
selalu kuingat hanyutan tubuhku setiap kali kucamkan
dalam-dalam perubahan arusnya.


Puisi: Prolog Diri
Puisi: Prolog Diri
Karya: Herwan FR

Biodata Herwan FR:
  • Herwan FR lahir di Cerebon, pada tanggal 14 Juni 1971.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Menemui Negeri Leluhurmenemui negeri leluhur, negeri yang lapangbagi segala kesuburan, aku belajar lagi mengenalderu gelombang, amis ikan, lirik sinden, tari topengdan tarling peda…
  • PancarobaBurung-burung lebih paham akan arah yangMesti dituju ketika ranting dan semak berubahWarna, juga hewan-hewan itu telah melejitkanTungkainya dengan amat gesit.Tetapi di sin…
  • Potret Lelaki PenempuhGibran mengajarimu bersilaturahmi dengandiri sendiri. Kesetiaan, teka-teki yang selalutersimpan dalam tubuh. Kata-kata tidak harusterkabarkan dengan wujud. Da…
  • Ketika Kau Sampaiselalu perjalanan sampai ke tempat terasingpikiran dipaksa mengeras urat syaraf meruncingderet kebimbangan dan seribu pertanyaan: bagaimanamengatur letak posisi ra…
  • Percakapan HeningSebatas apakah engkau pahami pertemuan kita?Teramat dangkal ketika aku atau engkau harus selalujujur menjawabnya. Memang demikian: ada kalanya harussaling membohon…
  • Fantasi PantaiCuaca mengajariku bercengkerama dengan asinPantai, deret perahu, dan bakul-bakul ikan.Ketentraman bagai layar terbuka antara deburOmbak dan warna bulan.Kelak, kutulis…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.