Pelayaran Menuju Senja
Masih tersisa bau amis di geladak. Mungkin takdir saat angin bermain gelombang
seperti bercinta antara ada dan tiada tanpa kegaduhan
hanya serupa cahaya jatuh dari bulir percikan air laut
Padahal pelayaran itulah yang memiliki kisah sendiri
menyesatkan di arus permainan gelombang dan terus berulang
sampai terhempas berderit layar tanpa luka yang terbaca
Tak ada yang benar-benar mengerti kapan pulang
meski pun musim sudah lama tersimpan di kepala
adalah takdir dari semesta menghempas tak henti di dada
Sudah sebagian matahari membenamkan sunyi
di jauhan arakan burung menuju entah
perahu masih melaju tanpa cemas kehilangan waktu
Masih saja gelisah ingatan tanpa tahu akan mengantar kepulangan
dan bahasa gelombang hanya menyisakan gemuruh di udara
membentur waktu yang tersimpan dari masa lalu.