Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Mulut Telah Dilumatkan (Karya Bambang Set)

Puisi "Mulut Telah Dilumatkan" karya Bambang Set menggambarkan perjalanan, identitas, dan perjuangan dalam menghadapi otoritas dan kekuatan yang ...
Mulut Telah Dilumatkan

Kuambil BoardingPass
Check-in Counter 188, Terminal 5
Mulai hafalkan jawaban untuk
Pertanyaan; Siapa Nama-mu?
Negri-mu? Benua-mu?

Bahu kanan dan kiri merekah
saling membidikkan anak panah
sebelum pesawat merebah di tanah
Benarkah 2 Malaikat tengah menelaah?

Turun dari tangga membawa luka
Kobaran api di mana-mana
Kulit jadi kerak tubuh sendiri
Pada negri yang menyala

Nun, Ia menatap sengit
dari puncak garis perspektif
Menanyakan Visa, Paspor, dan
Exit Permit
Suaranya menyentuh langit;
Orang datang! Pilih panas mana?

Ketika Tangan menyingkap mega
Angkasa dipenuhi matahari
Satu di antaranya, melumatkanku

Aku tak punya mulut, ajur mumur
Lalu bagaimana harus menjawab?

Purwokerto, 1997

Analisis Puisi:

Puisi "Mulut Telah Dilumatkan" karya Bambang Set merupakan karya yang penuh dengan imaji dan simbolisme yang kuat, menggambarkan perjalanan, identitas, dan perjuangan dalam menghadapi otoritas dan kekuatan yang lebih besar. Melalui penggunaan metafora perjalanan udara dan interogasi malaikat, puisi ini membawa pembaca pada refleksi mendalam tentang eksistensi, identitas, dan ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan yang maha kuasa.

Tema Utama

  • Identitas dan Eksistensi: Puisi ini menyentuh tema identitas melalui pertanyaan-pertanyaan mendasar yang diajukan, seperti "Siapa Nama-mu? Negri-mu? Benua-mu?". Ini menunjukkan pencarian jati diri dan eksistensi dalam konteks yang lebih besar, baik itu sosial maupun spiritual.
  • Kepatuhan dan Kekuasaan: Tema kepatuhan dan kekuasaan juga terlihat jelas, terutama dalam adegan interogasi oleh malaikat. Ini menggambarkan ketidakberdayaan manusia di hadapan otoritas yang lebih besar dan kekuatan ilahi.
  • Kehancuran dan Kebangkitan: Tema kehancuran ditunjukkan melalui gambaran luka, kobaran api, dan kulit yang menjadi kerak. Namun, ada juga harapan untuk kebangkitan, meski terbatas oleh ketidakmampuan untuk berbicara dan menyampaikan diri.

Gaya Bahasa dan Imaji

  • Metafora Perjalanan Udara: Penggunaan metafora perjalanan udara (boarding pass, check-in counter, terminal, pesawat) menggambarkan perjalanan hidup manusia, dari kelahiran hingga kematian, dan bahkan kehidupan setelah mati. Ini menciptakan rasa perjalanan yang tak terhindarkan dan penuh tantangan.
  • Simbolisme Malaikat dan Interogasi: Malaikat yang menelaah dan menanyakan visa, paspor, serta exit permit, melambangkan proses penilaian dan penghakiman yang harus dihadapi setiap manusia. Ini juga menggambarkan kekuatan otoritas ilahi yang tak terbantahkan.
  • Imaji Api dan Kehancuran: Gambaran api yang membara, luka, dan kulit yang menjadi kerak menciptakan suasana ketegangan dan kehancuran. Ini menunjukkan penderitaan dan perjuangan manusia dalam menghadapi tantangan dan ujian hidup.
  • Keterbatasan dan Ketidakberdayaan: Imaji mulut yang dilumatkan dan ketidakmampuan untuk menjawab menyoroti keterbatasan manusia dalam menghadapi kekuatan yang lebih besar. Ini menggambarkan ketidakberdayaan dan keterasingan dalam situasi yang penuh tekanan.

Makna dan Pesan

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna identitas dan eksistensi dalam konteks yang lebih besar, termasuk tantangan dan ujian yang harus dihadapi. Pesan penting yang disampaikan adalah ketidakberdayaan manusia di hadapan otoritas yang lebih besar dan kekuatan ilahi. Namun, ada juga harapan untuk kebangkitan dan penebusan, meski terbatas oleh keterbatasan manusia sendiri.

Puisi "Mulut Telah Dilumatkan" karya Bambang Set adalah puisi yang penuh dengan simbolisme dan imaji yang kuat, menggambarkan perjalanan hidup manusia, pencarian identitas, dan perjuangan dalam menghadapi otoritas dan kekuatan ilahi. Melalui penggunaan metafora perjalanan udara dan interogasi malaikat, puisi ini menciptakan suasana ketegangan dan kehancuran, sekaligus mengajak pembaca untuk merenungkan makna eksistensi dan identitas. Puisi ini juga mengingatkan kita akan keterbatasan dan ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan yang lebih besar, namun tetap memberikan harapan untuk kebangkitan dan penebusan.

Puisi: Mulut Telah Dilumatkan
Puisi: Mulut Telah Dilumatkan
Karya: Bambang Set

Biodata Bambang Set:
  • Bambang Set (lengkapnya Bambang Setiana) lahir di Purwokerto, pada tanggal 21 Juli 1952.
  • Bambang Set meninggal dunia di Purwokerto, pada tanggal 18 Desember 2012.
© Sepenuhnya. All rights reserved.