Mie Pangsit dan Anak Itu
hidangan di atas meja belum kujamah
semangkuk mie pangsit yang penuh kuah
hiruk-pikuk di luar, calo-calo angkutan
kunikmati setiap sendok mie pangsit sampai keringatan
di hadapanku seorang anak jalanan
lahap menikmati mie pangsit, matanya berkeringat
tangan dan mulutnya berpacu penuh semangat
pada sendok terakhir ia nampak mendapatkan kedamaian
dua ribu perak semangkuk dan anak itu
merajut mimpi jalanan di pusaran waktu
mie pangsit masih tersisa
bau keringat anak itu masih terasa
kuaduk kuahnya bersama puisi
agar masih ada yang bisa kutangisi.