Malam Cahaya Lampion
Lampion. Tarian naga bersayap
di tanah ini. Tanah hidupku
Tempat angin pertama menyentuh.
Matamukah setajam silet
mengulitiku. Kesurupan
Atau mabukkah kau? Benamkan
kepalamu. Bayangkan
kita dikuliti bumi
Dan semut-semut bersarang
di liang mata
Tubuh tak kekal
Jiwa diterbangkan naga
di malam cahaya lampion
di waktu
tak terbaca telapak nasib
Analisis Puisi:
Puisi "Malam Cahaya Lampion" karya Tan Lioe Ie adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pengalaman manusia di dunia ini melalui metafora lampion, tarian naga, dan gambaran alam. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti kehidupan, kematian, dan keabadian.
Metafora Lampion dan Tarian Naga: Penyair menggunakan metafora lampion dan tarian naga untuk menggambarkan kehidupan manusia di dunia ini. Lampion dan tarian naga mewakili perjalanan hidup yang penuh dengan keindahan, gerakan, dan keajaiban. Mereka juga mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan keberadaan spiritual.
Keberadaan Manusia di Alam Semesta: Dalam puisi ini, penyair mengajukan pertanyaan tentang eksistensi manusia di alam semesta. Dengan menggambarkan tubuh manusia sebagai sesuatu yang tidak kekal dan jiwa yang diterbangkan oleh naga di malam cahaya lampion, penyair mengeksplorasi tema keterbatasan fisik manusia dan keabadian jiwa.
Kontras antara Kehidupan dan Kematian: Penyair menyoroti kontras antara kehidupan dan kematian melalui gambaran tubuh yang tak kekal dan jiwa yang diterbangkan oleh naga. Puisi ini menciptakan atmosfer yang misterius dan reflektif tentang perjalanan manusia melalui waktu dan ruang.
Refleksi tentang Kehidupan dan Nasib: Puisi "Malam Cahaya Lampion" juga mengandung elemen refleksi tentang kehidupan dan nasib manusia. Penyair menunjukkan bahwa manusia sering kali terperangkap dalam keadaan yang tidak terbaca atau tidak dapat diprediksi, seperti telapak nasib yang tidak terbaca. Ini mengundang pembaca untuk merenungkan takdir dan arah hidup mereka sendiri.
Puisi "Malam Cahaya Lampion" karya Tan Lioe Ie adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan gambaran metaforis dan refleksi tentang kehidupan, kematian, dan keabadian. Dengan menggunakan bahasa yang kaya dan imajinatif, penyair mengundang pembaca untuk memikirkan makna dan tujuan hidup manusia di dunia ini, serta menghadapi keterbatasan fisik dan keabadian jiwa.
Puisi: Malam Cahaya Lampion
Karya: Tan Lioe Ie
Biodata Tan Lioe Ie:
- Tan Lioe Ie lahir di Denpasar, Bali, pada tanggal 1 Juni 1958.
- Tan Lioe Ie adalah salah satu sastrawan angkatan 1980-an.