Karam
aku ingat kamu, sebab, bukanlah laut namanya
jika kau tak membiarkan perahu berkaraman
pada lenguh-lunglaiku, pada puncak ketinggian
aku kenang biru jubahmu
yang menjelma gelombang laut, tempat kapalku yang fana
menemukan kekaramannya yang baka
subuh hari kita berjumpa di pantai
kau serahkan itu padaku
“jadilah gelombang, karang, pasir, pantai, jadilah
jadilah riak, badai, camar, gua-gua di dasarnya, jadilah
jadilah ikan, cakrawala, jadilah laut,” ucapmu basah
tapi, adakah kau ingat aku saat ini, sebab,
bukan laut namanya, jika aku tak membiarkan perahumu
karam di tengahnya