Puisi: Karam (Karya Ajamuddin Tifani)

Puisi: Karam Karya: Ajamuddin Tifani
Karam


aku ingat kamu, sebab, bukanlah laut namanya
jika kau tak membiarkan perahu berkaraman

pada lenguh-lunglaiku, pada puncak ketinggian
aku kenang biru jubahmu
yang menjelma gelombang laut, tempat kapalku yang fana
menemukan kekaramannya yang baka

subuh hari kita berjumpa di pantai
kau serahkan itu padaku
“jadilah gelombang, karang, pasir, pantai, jadilah
jadilah riak, badai, camar, gua-gua di dasarnya, jadilah
jadilah ikan, cakrawala, jadilah laut,” ucapmu basah

tapi, adakah kau ingat aku saat ini, sebab,
bukan laut namanya, jika aku tak membiarkan perahumu
karam di tengahnya


Sumber: Tanah Perjanjian (2005)

Puisi: Karam
Puisi: Karam
Karya: Ajamuddin Tifani

Biodata Ajamuddin Tifani:
  • Ajamuddin Tifani lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 23 September 1951.
  • Ajamuddin Tifani meninggal dunia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 6 Mei 2002.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Hanguske mana lagi perginya burung penyair baca puisi?alahai, mereka berbondong menuju titik didih matahariia panjati udara dengan mata yang tertutup oleh kesadarandan sayap terbak…
  • Dengan Apadengan bahasa apa yang tepat untuk kutulis riwayat iniseekor burung perenjak yang gugup terbang, melintasisiangpenyaksi arak-arakan suara, dan batu yang sempatmenyeka air…
  • Requiem MeratusBagi Joko Pekikdan engkau pun saksi atas terkelupasnya kerak bumi di meratusdan siapa yang menjadikan sukaatas kesengsaraan ini, jeritan yang dikirim angin kemarike …
  • Ada Daun Gugurlalu i’tibar itu berserakan: keserakahan, peperangan, daun guguryang menguning, dan hujan yang ungu dan air sungai yang kelabudan awan yang menebar bianglala di mana-…
  • Mencaridi terik matahari kotaadakah kau tahuaku mencarimubila sore menyentuh punggung gerejakuingat baik-baik bahwakau di sampingkumenunduk dan setengah bisuhai, jangan permainkan …
  • Perenjakbaik! Untuk itukah cuma burung perenjak yang tengahasyik menyanyi segera untuk menyatakan: “Tidak!”tapi burung perenjak pun punya hakkatakan itu pada cakrawalaia menciap se…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.