Puisi: Hangus (Karya Ajamuddin Tifani)

Puisi: Hangus Karya: Ajamuddin Tifani
Hangus


ke mana lagi perginya burung penyair baca puisi?
alahai, mereka berbondong menuju titik didih matahari
ia panjati udara dengan mata yang tertutup oleh kesadaran
dan sayap terbakar oleh kerinduan

alahai, berapa kepakan sayap lagi kita tiba ke inti cahaya
dan kita semua menjadi buta, dan kita mendebu setelah hangus terbakar
dan debu kita menjadi bagian dari keindahan cahayanya
memancar, memperindah taman dan bunga-bunga
serentak menebar wangiannya

kau dan aku berpijaran dalam satu api, menggelinjangkan nyalanya
alahai, bagai rama-rama di lilinmu aku ikut meleleh
menemu waktu setelah tunai kepedihan terakhir
memberikan nuansa pada lidah nyala apimu
lalu, pelan kauselimuti gelisah kami
dengan hangat terangmu yang asasi

kami mahasatukan satumu
di luar dan di dalam kemakhlukan kami
yang senantiasa mengidamkan debu
dalam kehangatan di apimu

Sumber: Tanah Perjanjian (2005)

Puisi: Hangus
Puisi: Hangus
Karya: Ajamuddin Tifani

Biodata Ajamuddin Tifani:
  • Ajamuddin Tifani lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 23 September 1951.
  • Ajamuddin Tifani meninggal dunia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tanggal 6 Mei 2002.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Rumah Puisimengapa masih jua limpas rindu lautmusetelah kuciptakan surau di puncak karangsetelah kuhiasi langit malammudengan tujuhpuluhribu kubah-kubah al fatihahdan merajuk pasir…
  • Kemana Kucari, ke Manabegitu kau datang, aku juga datang ke majelis initapi, secepat itu kau pergikatakan, ke ceruk dan tengah kota yang manakau kucariselain menyongsong deru angin…
  • Sajak Memandang Bulanbagi LFpandangi bulan saja, anakkuyang sebagian nampak di lobang atap rumah petak iniia tersenyum padamu, dengan salam yang anehdan harum segenggam nasidan pan…
  • Embunkuburu engkau dengan menapaki tanda-tandajejak, sambil bertiti di busur waktuaku senantiasa terpesona padamutak terlalu salah bukan, untuk menjadi terompahmudengan pengertian …
  • AlifAliftegakkan Aliftunjukkan cahaya langitpada AlamSebelum Semesta – Sebelum AdamSesudah AdamAlifAku dalam Empulurdi tegak AlifTegakkanAdajadilah adamakaJadi!Sumber: Tanah P…
  • Pagi Akhir Tahungasan: aminahsebuah pagi yang bening dan kudusbagai perak yang dihamparkanseluas batas bumi inidan telah berkenan mengisi baris-baris sajakkusebuah pagi yang bening…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.