Di Atas Perahu Jukung
melepas tali jangkar di besi berkarat utara dermaga
sambil menelan udara pagi menghangatkan perut keberanian
kukayuh dayung sementara mencari gelombang menuju laut lepas
melayari alis di keningmu dengan perahu jukung, sendiri
entah kapan sanggup menepi
laut lepas di bola matamu tak juga menawarkan bau amis ikan
sementara tepian pantai sudah jauh kutinggalkan
rambut-rambut halus di alis matamu seperti bebatuan karang
mengelupaskan warna di lambung perahu dan menggores lancip
ujung karang yang berlumut karena air matamu selalu menetes
mengurai sebelum meleleh di pipimu
sampai kapan kulayari alis di keningmu yang mengerut karena waktu
atau karam perahuku menabrak bebatuan karang
yang memang kautumbuhkan untuk kuburku.