Puisi: Debur Nusakambangan (Karya Badruddin Emce)

Puisi: Debur Nusakambangan Karya: Badruddin Emce
Debur Nusakambangan

Angin mengacak yang mapan
dan tidak kunjung hinggap.

Juga engkau,
yang aku berusaha bungkam
atau hanya sedia membaca catatan pekatmu
jika telah digubah jadi baris-baris gerimis.

Mereka hanya ingin engkau ketahui?
Engkau kemudian malas rapikan rambut,
hingga hidup seperti tak butuh cermin.

Aku pun terkadang merasa jauh lebih baik
tanpa penglihatan, pikiran dan keyakinan.

Di situ engkau akan tenang
seperti di masa purbamu.
Masa di mana demit dan hewan buruan,
pohon dan jurang memanggilmu: Nusatembini!

O, betapapun jangan tinggalkan aku!
Meski cerewet, pikiranku siap menerima
setiap yang runtuh darimu.
Mengirim biji-bijian yang tak lagi engkau hargai
ke tempat-tempat jauh hingga tumbuh
dan terhormat.

Tanggalkan bosanmu ke lubuk hatiku!
Mereka akan menjadi ikan jinak
yang mengelilingi iringan perahu.

Tanggalkan!
Angin memang lahir buat memutar baling.
Menyusup ke mana suka bersama para pencari tahu.

Kau tahu, setiap malam mereka menyingkap
penutup tubuhku?

Gelombang pun membesar.
Nelayan-nelayan turunkan layar,
lalu balik ke pangkal.

Jika langit memekat,
layang-layang akan menghujam ubun hakekat.
Dan sipir saling mendekat.
Dan jeruji besi raih gembok terayun-ayun.
Dan pesakitan itu menutupi wajahnya dengan sorban.

Dan aku, marabahaya itu
Dan engkau, tolak bala itu, kembali berpeluk.

Bertahun orang-orang kesepian itu mendengar debur.
Tetapi tak berupaya jadi lebih tahu!

Kroya, 2008

Sumber: Diksi Para Pendendam (2012)

Badruddin Emce
Puisi: Debur Nusakambangan
Karya: Badruddin Emce

Biodata Badruddin Emce:
  • Badruddin Emce lahir di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Juli 1962.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.