Cinderamata dari Cisarua
Siang-malammu.
Hangat-dinginmu.
Liku-lurusmu.
Juga hijau-coklatmu, berkisar sebagai kegelisahan.
Harus aku yang menyempurnakan?
Sementara pelayan hotelmu menyerahkan beberapa lembar,
di sudut lain
ada yang perlu dibincangkan dengan teman atau kenalan.
Baiklah!
Saat tidur, pikiranku hanyalah kertas
yang engkau gelar di meja kamar.
Lalu di atas putih kosongnya
engkau pajang puncak-puncak hidupmu.
Sulitkah menyusun kalimat bersahaja?
Teruslah!
Meski janggal, hasratku akan bangkit membacanya.
Melempar selimut yang memberatkan.
Dan tanpa menunggu pagi menjadi pasti
menyeretku ke Gambir –
orang-orang seperti hendak melarikan diri
ke Timur!
Bagaimana dengan diriku?
Tinggal apa maumu. Gelap maupun terang,
hanya cara ungkap. Semua kukembalikan padamu.