Catatan Gila
Tanganmu pucat disergap dingin
musim gila yang angkuh
Seperti ketukan-ketukan hujan di genting
Kau meracau di dunia yang kau bangun sendiri
Setiap kita akan sendiri, katamu
Apa salahnya terbiasa sejak dini?
Bertarung atau berdamai dengan diri
Setiap kita akan sendiri
Lapar kita, lapar sendiri
Mengunyah kata dari batu hidup
Melahap kita di laju senyap waktu
Sakit kita, sakit sendiri
Menebar gigil di daging
yang lebur membumi
Bumi yang berabad-abad berpaling dari kaummu
Kaum yang mudah menertawakan diri
Mudah pula menertawakan luka diri
yang paling perih.
Waktu mengiris senja
Menyisakan segurat samar cahaya
Kesamaran yang mengaburkan pandang
mata yang dahaga
Mata pemburu cahaya
Sampai kerlip terkecil kunang-kunang semu di bujur pantai
Mata yang mencoba menembus
Batas laut dan daratan yang dihapus malam.
Beri aku bintang sejuta
Bulan beribu
Atau jadikan aku cahaya, pintamu
entah pada siapa
Maka tak lagi malam menebar cekam seringai hantu
Yang menyelinap ke benak, saat kau pejam
Yang memburumu sekilat pikiran
Melayang-layang tak teraih
Mengapung-apung tak tentru arah.
Semakin pucat saja tanganmu
Semakin angkuh saja musim gila ini
Dan masih juga kau meracau sendiri
Di dunia yang sendiri
Tempat setiap kita akan sendiri.