Puisi: Baturaden, 21 Mei Malam (Karya Badruddin Emce)

Puisi "Baturaden, 21 Mei Malam" membawa pembaca ke dalam suasana malam yang gelap dan misterius, dengan sentuhan metafora yang melibatkan aroma sate.
Baturaden, 21 Mei Malam
– Ahmad Komari

saat sebuah gang
seperti berujung di tubir jurang.

Sepertinya tidak terlampau dalam.

Di dasarnya terserak cangkang telur sebuah kota
bertahun dikungkung dingin.

Kerlap-kerlip.
Sepertinya para pemikir, penyair.

Pun para pendamping orang bingung itu,
merasa jadi penerang ke arah jalan-jalan baru.

Saat udara bertiup,
yang tua maupun yang muda
polahnya sama.
Lalu bedanya apa aku dengan mereka?
Ingin hangatkan malam
dengan kata semata.

Tidak!
Seperti apapun aku musti mencarikan api.
Mungkin dalam dirimu
yang tak ada di situ.

Kroya, 2011

Analisis Puisi:

Puisi "Baturaden, 21 Mei Malam" karya Badruddin Emce membawa pembaca ke dalam suasana malam yang gelap dan misterius, dengan sentuhan metafora yang melibatkan aroma sate dan gang yang seakan berujung pada jurang. Puisi ini mengeksplorasi pikiran dan pertanyaan yang mengambang di tengah malam yang tenang.

Atmosfer Malam yang Gelap dan Remang: Penyair memulai puisi dengan penggambaran atmosfer malam yang gelap dan remang, yang ditandai dengan aroma sate yang menggeliat di ruang yang suram. Metafora tentang gang yang tampaknya berujung pada jurang menciptakan kesan misterius dan gelap.

Metafora Kota yang Terkekang dan Dingin: Puisi menyampaikan gambaran metaforis tentang sebuah kota yang terkekang oleh "cangkang telur" selama bertahun-tahun, menunjukkan kebekuan dan keterbatasan dalam pengembangan atau perubahan yang substansial.

Pemikir, Penyair, dan Penerang Baru: Penyair menggambarkan "para pemikir, penyair" dan "para pendamping orang bingung" sebagai orang-orang yang mungkin memiliki peran sebagai penerang yang membantu orang lain menemukan arah di tengah kebingungan.

Ketidakpastian dalam Identitas dan Tujuan: Puisi menunjukkan perenungan tentang perbedaan antara diri sendiri dan orang lain, serta keinginan untuk memberikan kehangatan dan cahaya di malam yang gelap. Ada pertanyaan tentang bagaimana menemukan sumber kehangatan dan cahaya yang mungkin terletak di dalam diri sendiri atau di orang lain.

Pencarian Makna dan Keberadaan Api: Penyair mengekspresikan keinginan untuk mencari api, yang bisa menjadi simbol dari semangat, inspirasi, atau kehangatan. Ada perasaan bahwa api tersebut mungkin tidak dapat ditemukan di tempat-tempat biasa, tetapi mungkin ada di dalam diri sendiri atau di tempat yang tak terduga.

Puisi "Baturaden, 21 Mei Malam" menghadirkan atmosfer malam yang misterius dan gelap, serta menunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang mengambang di dalam benak penyair. Metafora dan pemikiran yang kompleks menggambarkan keinginan akan cahaya, kehangatan, dan makna di tengah kebingungan dan ketidakpastian, serta perenungan akan keberadaan sumber kekuatan yang mungkin berada di tempat yang tak terduga.

Badruddin Emce
Puisi: Baturaden, 21 Mei Malam
Karya: Badruddin Emce

Biodata Badruddin Emce:
  • Badruddin Emce lahir di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada tanggal 5 Juli 1962.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.