Ada yang Tertembak di Halaman Kita
suara tembakan di televisi
mengguntur hingga ke jendela. tetapi
terlambat, selalu saja kita terlambat
menutupnya. aroma mesiu dan mayat
terbakar selalu lebih cepat menampar
wajah kita, hingga bibir
kelu membiru.
ada seorang yang melintas
tertatih di halaman, menjerit-miris:
"tolong, aku tertembak!" dan di depan televisi,
kita hanya tersenyum kecut, seperti
dilakukan penonton
televisi yang lain.