Puisi: Sunyi (Karya Djamil Suherman)

Puisi "Sunyi" karya Djamil Suherman menggali tema kesunyian, kehilangan, dan cinta yang terkubur dalam kegelapan waktu.
Sunyi

Yang sunyi bersendiri
Yang pergi tak kembali
Tapi sunyi dan pergi lahir atas cinta
Yang kisahnya terkubur hari ini
Mereka lupa mulanya
Ada kegelapan sesudah purnama.

1954

Sumber: Nafiri (1983)

Analisis Puisi:

Puisi "Sunyi" karya Djamil Suherman menggali tema kesunyian, kehilangan, dan cinta yang terkubur dalam kegelapan waktu. Dengan struktur yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menyajikan refleksi mendalam tentang bagaimana kesunyian dan cinta saling berhubungan, serta bagaimana kegelapan mengikuti akhir dari sesuatu yang indah.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari enam baris yang secara efektif menyampaikan tema-tema utama dengan penggunaan bahasa yang ringkas dan metaforis. Struktur puisi ini membangun suasana melankolis dan reflektif melalui elemen-elemen kesunyian dan kehilangan.

Kesunyian dan Kehilangan

  • Kesunyian yang Bersendiri: "Yang sunyi bersendiri / Yang pergi tak kembali" menggambarkan konsep kesunyian sebagai keadaan yang terisolasi dan permanen. Kesunyian di sini menggambarkan perasaan keterasingan dan ketidakmampuan untuk kembali ke keadaan sebelumnya, menyoroti rasa kehilangan yang mendalam.
  • Cinta yang Terkubur: "Tapi sunyi dan pergi lahir atas cinta / Yang kisahnya terkubur hari ini" menunjukkan bahwa kesunyian dan perasaan pergi muncul dari cinta yang pernah ada. Cinta yang terkubur dan terlupakan menggambarkan bagaimana hubungan atau perasaan yang pernah kuat bisa menghilang seiring waktu, meninggalkan kesunyian dan kehilangan di belakangnya.

Kegelapan dan Waktu

  • Kegelapan setelah Purnama: "Ada kegelapan sesudah purnama" adalah metafora untuk menggambarkan keadaan setelah akhir dari sesuatu yang indah atau puncak perasaan. Purnama, yang melambangkan sesuatu yang penuh dan lengkap, diikuti oleh kegelapan, mencerminkan transisi dari keindahan atau kepenuhan menuju keadaan kosong dan tidak jelas.

Simbolisme dan Makna

  • Kesunyian sebagai Keadaan Emosional: Kesunyian dalam puisi ini melambangkan perasaan terasing dan kehilangan yang datang setelah akhir dari sesuatu yang penting. Ini menggambarkan bagaimana seseorang dapat merasa sendirian dan terputus dari masa lalu setelah berpisah dari cinta atau hubungan yang berharga.
  • Cinta yang Terkubur dan Kegelapan: Cinta yang terkubur melambangkan perasaan yang telah berlalu dan mungkin terlupakan, sementara kegelapan setelah purnama menunjukkan bahwa setelah pengalaman puncak atau akhir dari sesuatu yang signifikan, mungkin ada periode kegelapan atau kesedihan yang mengikuti.

Refleksi dan Kesadaran

Puisi "Sunyi" menyajikan refleksi mendalam tentang bagaimana kesunyian dan cinta saling berhubungan serta dampaknya terhadap perasaan dan pengalaman hidup seseorang. Dengan gaya penulisan yang puitis dan metaforis, Djamil Suherman berhasil mengungkapkan perasaan melankolis dan kehilangan yang mendalam.

Puisi "Sunyi" karya Djamil Suherman adalah karya yang menggambarkan hubungan antara kesunyian, cinta, dan kegelapan melalui penggunaan simbolisme dan bahasa yang introspektif. Dengan struktur yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menyampaikan pesan tentang bagaimana kesunyian dapat muncul dari cinta yang telah berlalu dan bagaimana kegelapan dapat mengikuti akhir dari sesuatu yang penuh. Djamil Suherman berhasil menciptakan puisi yang memprovokasi refleksi tentang kehilangan dan perubahan, menawarkan wawasan mendalam tentang perasaan dan pengalaman manusia.

Puisi: Sunyi
Puisi: Sunyi
Karya: Djamil Suherman

Biodata Djamil Suherman:
  • Djamil Suherman lahir di Surabaya, pada tanggal 24 April 1924.
  • Djamil Suherman meninggal dunia di Bandung, pada tanggal 30 November 1985 (pada usia 61 tahun).
  • Djamil Suherman adalah salah satu sastrawan angkatan 1966-1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.