Puisi: Palembang (Karya Djamil Suherman)

Puisi "Palembang" karya Djamil Suherman mengeksplorasi tema-tema seperti nostalgia, perpisahan, dan kecintaan terhadap tempat kelahiran.
Palembang


Kulihat kesunyian di pusat kota, manis
ketika halimun pagi menuruni pelabuhan kecil
laut diam dalam pesona mata lelap
membayang harapan-harapan lama yang kutinggalkan

Begitu jauh, manis
terkubur dalam ingatan

Tapi segala yang kuingin kupercayakan pada diri
selagi daratan masih rindukan anak kelasi
antara sedan laut memisahkan daku di sini
Ah, usapan takdir yang ditimpakan

Betapa juga kucintai segala yang kumiliki
kucintai segala yang mati, juga laut kelam
karena setia pahala paling agung dalam kehidupan

Kini kesunyian tampil di dadaku, manis
bila gerbang kota terbuka laut pun pasang
hati diam dalam pesona mata lelap
membayang puing kota-lama yang kutinggalkan


Januari, 1959

Analisis Puisi:
Puisi "Palembang" karya Djamil Suherman merupakan sebuah karya sastra yang memadukan elemen-elemen alam, kehidupan sehari-hari, dan perasaan pribadi. Dalam puisi ini, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti nostalgia, perpisahan, dan kecintaan terhadap tempat kelahiran.

Kesunyian dan Kenangan: Puisi ini dimulai dengan pengamatan tentang kesunyian di pusat kota Palembang. Kesunyian ini digambarkan sebagai manis dan memiliki daya tariknya sendiri. Penyair merenungkan kenangan lama yang terkubur dalam ingatannya dan menggambarkan bagaimana kesunyian tersebut membangkitkan kenangan.

Hubungan dengan Laut: Laut memegang peran penting dalam puisi ini. Laut digambarkan sebagai pesona mata lelap yang membayangkan harapan-harapan lama dan juga sebagai pemisah antara penyair dan daratan yang ia tinggalkan. Laut mencerminkan kerinduan dan perpisahan.

Nostalgia: Puisi ini menciptakan nuansa nostalgia yang kuat. Penyair merindukan tempat kelahirannya, Palembang, dan mencoba mempertahankan hubungannya meskipun jarak dan waktu telah memisahkan.

Perasaan Pribadi: Penyair mencurahkan perasaannya dalam puisi ini. Ia mengungkapkan cintanya terhadap segala yang ia miliki dan menghargai laut yang gelap sebagai bagian dari hidupnya yang tak terpisahkan.

Perubahan dan Perjalanan Hidup: Puisi ini merenungkan perubahan dalam hidup dan bagaimana perjalanan hidup membawa penyair menjauh dari tempat kelahirannya. Hal ini menciptakan perasaan perpisahan dan ketidakpastian.

Kepahitan dan Kebenaran Hidup: Penyair mengungkapkan rasa cintanya terhadap semua aspek hidup, termasuk kekhawatiran dan kepahitan yang mungkin timbul dalam perjalanan hidupnya. Laut yang kelam dianggap sebagai bagian penting dalam pengalaman manusia.

Puisi "Palembang" karya Djamil Suherman adalah sebuah puisi yang merenungkan perasaan nostalgia, perpisahan, dan cinta terhadap tempat kelahiran. Penyair menggunakan bahasa yang indah untuk menggambarkan hubungannya dengan alam dan kenangan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perubahan dalam hidup dan bagaimana perasaan pribadi dapat tercermin dalam alam dan lingkungan sekitar.

Puisi: Palembang
Puisi: Palembang
Karya: Djamil Suherman

Biodata Djamil Suherman:
  • Djamil Suherman lahir di Surabaya, pada tanggal 24 April 1924.
  • Djamil Suherman meninggal dunia di Bandung, pada tanggal 30 November 1985 (pada usia 61 tahun).
  • Djamil Suherman adalah salah satu sastrawan angkatan 1966-1970-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Rembang Pagi(Adh-Dhuha)Demi rembang pagidan demi malam sedang sunyitidak sekali Tuhan meninggalkanmutidak pula membencimusebenarnyalah akhirat lebih baik bagimuakan diberikan pahal…
  • SeruanDitingkap perjuangan kini jangan seorang membuat janjitentang masa depan yang kabur - tertancapkan bendera di timursaat fajar tersingkap kulepas peluru jantankudan bangun unt…
  • Yang Maharahman(Ar-Rahman, 1-23)Yang maharahmantelah mengajarkan Qur'anmenitahkan insanmenjelaskan perkataanberedar matahari bulan dengan aturanrumput kekayuan tunduk pada Tuhandit…
  • PutusanBarangkali aku lebih bahagia beginiSepotong usia dengan dunia kecil bersendirisesekali mata memandangbentangan pulau bebas dan kasih sayangDan barangkali kan begini jadinyat…
  • Malam di Sebuah PantaiMalam di sebuah pantaitercenung anak dan bapak sansaimenanti timbulnya gemintang timurmenggapai sayap malam pekatawan bergulung ombak mengalunhitam sunyi meru…
  • AirmataAirmata airmata airmatamengucur di rimba malammencair basah di deraian pasirluka hati memendam dukamemukau kegairahan wajaho, siapakah bahana malam?cintaku tanggal satu satu…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.