Puisi: Manila Bay, Senja (Karya Soni Farid Maulana)

Puisi "Manila Bay, Senja" karya Soni Farid Maulana menggambarkan kegelapan dan kemewahan yang menyelimuti kehidupan di kota besar.
Manila Bay, Senja

Aku mendengar debur lautan yang maut
Hari kembang luruh ke tanah
O para gadis yang digadai buas peradaban
Kota besar; tentanglah hantu buruk kehidupan

Dalam cuaca senja yang kelam
Aku mendengar para titan dan cukong
Bicara kelezatan hidup.
Paha gadis yang mekar cempaka
Terhidang di atas meja perundingan

1990

Sumber: Kita Lahir Sebagai Dongengan (2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Manila Bay, Senja" karya Soni Farid Maulana adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran tentang kehidupan kota besar, kemewahan, dan kegelapan yang menyelimuti di baliknya. Dengan penggunaan imaji yang kuat dan bahasa yang mendalam, penyair berhasil menciptakan atmosfer yang gelap namun memikat.

Imaji Lautan dan Senja: Penyair menggunakan imaji laut dan senja untuk menciptakan atmosfer yang gelap dan suram. Deburan laut yang maut dan senja yang kelam memberikan kesan tentang kehampaan dan kegelapan yang menghantui.

Kritik Sosial terhadap Peradaban: Puisi ini mencerminkan sebuah kritik sosial terhadap peradaban modern dan kemewahan yang seringkali mengaburkan kegelapan di baliknya. Penggambaran tentang gadis-gadis yang digadai oleh kehidupan kota besar menunjukkan tentang eksploitasi dan kemunafikan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan modern.

Kontras antara Kehidupan dan Kematian: Ada kontras yang kuat antara kehidupan yang tampak mewah dan gemerlap dengan kematian yang mengintai di baliknya. Penggunaan imaji debur lautan yang maut dan bunga yang luruh ke tanah menciptakan gambaran tentang kehampaan dan kekosongan di tengah kemegahan kota.

Perundingan Kehidupan: Penyair menggambarkan kehidupan sebagai sebuah perundingan yang keras dan kejam. Para titan dan cukong yang terlibat dalam perundingan kelezatan hidup mencerminkan kejamnya dunia modern yang penuh dengan ketidakadilan dan eksploitasi.

Panggilan untuk Merenung: Puisi ini juga mengajak pembaca untuk merenung tentang makna sejati dari kehidupan dan kegelapan yang menyertainya. Melalui imaji yang kuat dan bahasa yang mendalam, penyair mengingatkan bahwa di balik gemerlapnya kota besar, terdapat kegelapan yang perlu disadari.

Puisi "Manila Bay, Senja" adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kegelapan dan kemewahan yang menyelimuti kehidupan di kota besar. Dengan menggunakan imaji yang kuat dan bahasa yang mendalam, penyair berhasil menciptakan gambaran tentang peradaban modern yang penuh dengan kontradiksi dan ketidakadilan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna sejati dari kehidupan dan kegelapan yang menyertainya.

Soni Farid Maulana
Puisi: Manila Bay, Senja
Karya: Soni Farid Maulana

Biodata Soni Farid Maulana:
  • Soni Farid Maulana lahir pada tanggal 19 Februari 1962 di Tasikmalaya, Jawa Barat.
  • Soni Farid Maulana meninggal dunia pada tanggal 27 November 2022 (pada usia 60 tahun) di Ciamis, Jawa Barat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.